Selama MotoGP berubah jadi mesin 4 langkah, empat tahun terakhir inilah sangat terasa regulasi yang dikeluarkan FIM terkesan panik. Bagaimana enggak panik, dibikinnya balapan kelas para raja ditargetkan supaya memperbanyak jumlah pabrikan turun.
Memang, tahun 2002 sebagai awal berubahnya GP500 jadi MotoGP sempat menarik hampir semua produsen kuda besi untuk ikutan. Kawasaki, Aprillia, dan Ducati bergabung ke MotoGP. Tapi, perlahan-lahan beberapa produsen mundur.
Tahap awal Aprilia mundur tahun 2004. Dilanjutkan Kawasaki yang ikutan stop musim 2008. Tahun 2010 giliran Suzuki berhenti, meski kabarnya musim depan akan bergabung kembali.
Artinya, sampai sekarang tinggal tiga produsen, Yamaha, Honda, dan Ducati, yang bertahan untuk me-ngadu nasib di MotoGP. Apa problem terbesar dari Aprilia, Kawasaki dan Suzuki mundur?
Masalahnya kesiapan dana. Bayangkan saja rata-rata pengeluaran tim-tim pabrikan selain Honda sekitar 30 juta US Dollar sampai 50 juta US Dollar. Honda bisa menghabiskan 100 juta US Dollar. Dihitung pakai rupiah, semusim pasukan produsen yang turun di MotoGP bisa habis minimal sekitar Rp 330 triliun sampai Rp 550 triliun. Honda bisa habis sampai Rp 1.100 triliyun.
Ongkos segunung itu lebih dari 50% habis untuk motor yang dipakai. Selangitnya biaya ini akibat sejak 2002-2009 tidak ada batasan maksimal penggunaan mesin dalam semusim untuk satu tim.
Musim 2010 aturan batasan penggunaan mesin dikeluarkan. Maksimal setiap tim hanya diperbo- lehkan menggunakan 6 mesin agar bisa menekan biaya tim. Terus, FIM melarang tim-tim melakukan riset dan tes selama musim balapan berlangsung.
Tapi, aturan 2010 tidak bikin kontestan MotoGP bertahan. Suzuki yang terakhir mengandalkan Alvaro Bautista untuk menggunakan Suzuki GSV-R mundur.
Dengan stopnya pabrikan berlogo S, semakin berkurang jumlah pembalap yang ada di starting grid MotoGP. Seandainya peraturan itu enggak direvisi besar-besaran, diperkirakan MotoGP hanya diikuti 14 pembalap.
Dengan jumlah rider yang hanya 14 orang, penonton tidak akan mendapatkan tontonan yang menjanjikan. Dimunculkanlah kategori Claiming Rules Team (CRT) musim 2011. CRT sempat dianggap sebagai obat untuk mengisi kekosongan pembalap.
Hasil dari CRT? Kategori CRT hanya berjalan tiga tahun. FIM menganggap spesifikasi CRT dengan menggunakan motor massal 1.000 cc hanya sebagai pelengkap. Catatan waktunya per lap tertinggal sampai 1 detik dibanding pasukan pengguna motor prototipe.
Tahun ini CRT dihapus. FIM mengeluarkan kategori baru yang disebut Open Class (OC). Tapi, regulasi OC dimanfaatkan Ducati. Ducati pindah ke kelas OC. Pindah-nya Ducati ke OC bikin Honda geram.
Dorna Sports sebagai promotor MotoGP menenangkan Honda dengan mengeluarkan kategori Factory Bike 2. Panik lagi! (www.motorplus-online.com)