Untuk mendapatkan performa yang signifikan di skubek, tak sedikit yang ambil langkah bore up gila-gilaan pakai piston diameter gede. Padahal yang sedang-sedang saja pun bisa dapat hasil memuaskan. Nih, buktinya!
Yup, Honda BeAT FI keluaran Februari 2014 milik Fendy yang hanya dengan mengaplikasi piston orisinil Kawasaki Kaze oversize 100 (54 mm), dapur skubek berlambang sayap mengepak warga Grogol, Jakarta Barat yang kini jadi 125,9 cc. Tapi, sukses menyemburkan tenaga hingga 12,62 hp di putaran 7.264 rpm. Sementara torsi maksimumnya tembus 12,44 Nm di 6.889 rpm.
Hasil tersebut cukup fantastis mengingat power standar BeAT hanya sekitar 7,1 hp di atas mesin DynoMite buatan Amerika. Artinya, terjadi kenaikan sebanyak 5,5 hp. “Itu belum main kem loh. Masih pakai kem standar. Teman saya Vario 125-nya bore up piston 61 mm dan sudah porting-polish, cuma dapat 13 hp,” beber Fendy.
Ini bukti bahwa pembesaran volume silinder yang tak terlalu besar bisa juga dongkrak tenaga dan torsi banyak. Asalkan dikombinasi dengan setingan yang tepat. Mau tau kan ubahan lain serta settingan yang diterapkan oleh Fendy?
“Upgrade mesinnya dilakukan teman saya. Cuma bengkel rumahan kok,” papar pria kelahiran 26 tahun yang lalu ini. Selain gedein diameter piston yang diikuti penggantian boring silinder, Fendy bilang saluran masuk dan buangnya turut diporting polish guna mengail debit gas yang banyak ke ruang bakar.
Mengimbanginya, throttle body (TB) diganti pakai punya Vario 125 berikut injektornya. “Ngejar diameter venturinya, karena lebih besar dari standarnya BeAT,” terangnya. Sementara injektor Vario 125 punya kemampuan semprotan bensin lebih banyak. Lalu untuk mendapatkan debit udara yang banyak, sengaja TB oleh Fendy tidak dipasangi filter udara.
Tapi, tanpa mengatur ulang debit bensin lewat ECU, ubahan tersebut pastinya akan sia-sia. Makanya Fendy menugaskan piggyback keluaran Api Tech yang ia dapatkan langsung dari Thailand.
Namun dari hasil dyno, mapping fuelnya masih kebasahan di rpm 7.000-an. “CVT-nya juga masih sering slip. Ditambah knalpot keluaran TC Speed tidak murni free flow, lantaran masih ada sekat. Kalau tidak, hasilnya mungkin bisa lebih tinggi lagi,” tukasnya saat lagi ngedyno BeAT Fi-nya itu di bengkel Ultraspeed Racing di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Oh iya, pada sistem CVT, Fendy mengganti puli set pakai bikinan SPS. Lalu rollernya diganti pakai 8 gram rata keluaran KTC untuk mengejar akselerasi cepat di putaran bawah. Diikuti penggantian per CVT yang lebih keras dengan spek 1.500 rpm, juga berlabel KTC. (www.motorplus-online.com)