Find Us On Social Media :

Fun Race, Tahun Ini Fun Race Jadi Balapan Yang Mulai Menerapkan Aturan?

By Motorplus, Sabtu, 12 April 2014 | 10:35 WIB
()

()
Awalnya senang-senang

Fun race alias balapan senang-senang mulai diminati sekitar 2006. Dengan motor dan safety gear yang memadai, joki sudah bisa merasakan sengitnya adu kebut di atas aspal sirkuit. Awalnya gelaran fun race ini bikinan internal anak komunitas yang ogah ngebut di jalan. Sekaligus ada gathering di sirkuit semisal Karting Sentul, Bogor Jawa Barat.

Dengan berjalananya waktu, balapan tanpa aturan yang ketat ini berkembang seperti balapan serius. Pesertanya mulai menggunakan standar safety gear seperti wearpack, sepatu, helm, dan sarung tangan layaknya pembalap profesional.

Bahkan, peserta yang daftar ada juga dari pembalap nasional. Semisal Nico Julian, Ardan, Edison Wisnu Wardhana, Hendra Rusbule, Reza Azis dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kelas yang diperlombakan di fun race, umumnya dilihat dari kapasitas silinder atau cc standar pabrikan. Contoh kategori Sport 150 cc 4-tak, Sport 150 cc 2-tak, Sport 250 cc, kelas Matic, Bebek 110 cc, Bebek 125 cc, OMR Jupiter MX dan OMR Suzuki Satria FU-150.

Nah, musim ini fun race berubah jadi event semiresmi. “Maksudnya pembalap yang ikut di event fun race wajib punya KIS. Minimal punya kuitansi pembuatan KIS saat akan daftar,” bilang Cakra Khrisna, pembalap tim F4ST Racing (FR), yang sering ikut fun race kelas Sport 150 cc 4-tak sejak 2006. FR bermarkas di Jakarta Selatan.

Sebelum start, peserta wajib punya KIS walau hanya fun race

Bagi Cakra, kewajiban harus punya KIS untuk pembalap fun race bukan beban. Malah, aturan ini tanda kemajuan.

Selain wajib punya KIS, aturan mesin pun bakal diterapkan. Regulasi hanya untuk cc mesin. “Tujuannya menciptakan balapan yang fair game. Dengan adanya KIS dan regulasi yang jelas, tentunya balapan jadi seru. Awalnya, kelas Sport 150 cc banyak diikuti motor yang sudah bore up sampai 200 cc. Ini, kan enggak adil. Makanya, regulasi bakal dibikin,” bilang Pauzan alias Jantuk, Chief Mekanik ABJ 13 RRT, Jakarta.

“Walau pun fun race, seharusnya menggunakan KIS dan regulasi yang jelas. Pasalnya setiap balapan, kan ada start, finish, dan pemenangnya. Bayangkan bila pemula ikut balapan bersama pembalap yang sudah paham soal balapan. Itu tentu bahaya,” bilang Bambang Asmarabudi, dari IndoProm yang juga punya event Sunday Sport Riding (SSR).

Tapi, menurut Bambang, SSR dan fun race adalah dua gelaran yang berbeda. “SSR tidak menggunakan KIS dan regulasi. Pasalnya ini bukan balapan, tapi simulasi race. Bedanya simulasi race hanya melakukan coaching clinic tentang balapan di sirkuit tanpa adanya juara,” paparnya. (www.motorplus-online.com)