Seharusnya, sesuai namanya kejurnas alias kejuaraan nasional merupakan level tertinggi dalam perhelatan balapan nasional. Di sinilah bertarung tim-tim dari berbagai kota di tanah air. Seperti halnya di road race, grasstrack, dan motocross.
Karena itulah adu kekuatan yang sebenarnya, di kejurnas lah tempatnya. “Karena bisa dijadikan ajang untuk mengukur kemampuan motor dan pembalap. Itu kalau diikuti oleh semua daerah di Indonesia. Minimal per region kayak di MotoPrix,” bilang Muktar Yusuf yang tenar dipanggil Uthe Cuters, dragster asal Jakarta.
Namun, kondisi yang terjadi di kancah adu kebut lintasan lurus roda dua dari tahun ke tahun, kejurnas makin tidak di-lirik. Terbukti pada seri pembuka kejurnas drag bike 2014 di Pasuruan, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Di seri I hanya diikuti tim-tim dari wilayah Jatim.
“Saya juga heran, kejurnas kok gak ada tim dari luar Jatim. Dan kenapa eventnya digelar di Pasuruan, bukan di Surabaya yang merupakan kota besar?” bingung Ricko Bochel, dragster tim Ramajaya DS7 Surabaya dan beberapa pembalap dari Jatim lainnya.
Wah, ini pasti ada sebabnya nih! “Gimana mau dilirik kalau aturannya masih belum jelas. Balap di Jawa Timur bisa beda regulasinya dengan di Jakarta atau daerah lain. Contoh di kelas Sport s/d 155 cc 2-tak. Di Jakarta stroke gak boleh diapa-apain. Tapi, di Jatim boleh, asalkan kapasitas mesin tidak melebihi 155 cc,” ujar Puguh Nuryanto, mekanik Overtune untuk beberapa pacuan tim MC Racing, Jakarta.
Makanya, lanjut Puguh, gak heran bila waktu tempuh motor-motor drag bike Jatim di kelas ini tajam-tajam. “Jadi, wajar saja bila tim-tim dari Jakarta atau luar Jatim enggan balap di sana (Jatim, red). Kecuali bila PP IMI menyeragamkan aturan mainnya terlebih dulu,” imbuhnya.
Ungkapan senada juga dilontarkan Indra Gunawan, punggawa Gofai Racing di Joglo, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. “Balapan di timur (Jawa Timur, red), di tengah (Jawa Tengah, red) dan di barat (Jawa Barat dan Jakarta, red) bisa beda-beda,” bilang Indra.
Puguh pun berharap visi misi kejurnas drag bike dikembalikan pada tujuan awal. “Dulu gue, Andre Jess Sunarko dan beberapa pelaku adu kebut lurus lainnya yang perjuangkan drag bike jadi kejurnas. Dengan tujuan untuk mempersatukan semua penggemar adu kebut trek lurus seluruh Indonesia. Nah, kalau aturan mainnya saja gak sama, mana bisa hal itu diwujudkan,” tukas Puguh.
“Soalnya, balap di luar daerah, kan pastinya butuh cost yang tidak sedikit. Peserta pastinya akan mikir dua kali untuk datang ke sana bila event tersebut tidak menguntungkan bagi mereka. Tapi, kalau event dan regulasinya jelas kayak di Trendy Promo, walau balapnya jauh pasti akan akan dikejar,” imbuh Uthe.
Iya juga sih. Kejurnas balapan lurus harus segera beres-beres deh. Masa kalah pamor dengan club event. (www.motorplus-online.com)