Catatan waktu Marc berada di posisi ke-14 dan Pedrosa mentok di posisi ke-16 saat latihan pertama di sirkuit yang panjangnya 4.806 meter. Sedangkan Jorge Lorenzo menghentak dengan mencatat waktu tercepat.
Tapi, inilah strategi yang memang sudah dirancang Repsol Honda. Catatan waktu sesi free practice atau latihan pertama bukan jadi ukuran mutlak. Di babak inilah jadi kunci bagaimana tenaga mesin jangan sampai terbuang percuma akibat kurang mencengkramnya ban ke aspal.
Setelah babak latihan, sesi latihan kedua sampai keempat Marc baru menggila. Pembalap dengan nomor start 93 ini jadi yang tercepat.
Tapi, di babak latihan keempatlah baru menemukan bagaimana mendapatkan pilihan tipe ban yang cocok untuk trek Termas de Rio Hondo. “Kami bekerja keras untuk memilih ban. Susah banget. Kesulitannya bagaimana mendapatkan jenis ban yang punya grip 100% saat menikung,” ujar Marc setelah melewati sesi latihan pertama.
Berbeda dengan Lorenzo yang me-nganggap seri Argentina seperti babak baru. Dua kali gagal di dua putaran sebelumnya. Makanya, di sesi latihan pertama Juara Dunia MotoGP dua kali ini langsung bejek gas.
Dengan bejek gas 100% saat sesi latihanlah bagi Lorenzo akan ketahuan apakah performa motor masih mengecewakannya. “Cara ini harus dilakukan untuk mengukur kemampuan motor. Saya bisa rasakan apakah ban depan masih tetap kehilangan traksi atau tidak,” urai Lorenzo.
Cara yang dilakukan Marc dan Lorenzo seperti berjudi. Tapi, memang ini harus dilakukan. Trek yang dipakai di putaran ketiga ini masih perawan. Semua pembalap baru pertama kali balapan di trek Argentina.
Memperlakukan perawan ada dua cara. Bisa pelan-pelan, bisa juga dengan cara langsung sikat dan tekuk.
Apalagi, lintasan Argentina sempat bikin banyak pembalap frustrasi. “Sirkuit berpasir dan temperaturnya cenderung rendah. Resiko ban kehilangan grip tinggi. Sejak awal saya sudah merasakan karakter trek di sini unik,” urai Shinji Aoki, Manager Pengembangan Ban Bridgestone.
Pertaruhannya saat balapan terlihat. Lagu lama Lorenzo tetap diputar. Dia melesat sejak awal start. Dia yakin dengan pilih ban belakang hard dan ban depan medium bisa bertahan sampai finish.
Berbeda dari Marc yang tiga lap awal tercecer di barisa keempat. Tapi, setelah itu kombinasi ban depan-belakang hard sanggup menjinakan Lorenzo.
“Sesi latihan jadi ukuran saya untuk balapan kali ini. Strategi berjalan sesuai rencana,” tutup Marc. (www.motorplus-online.com)