Selanjutnya, head dilepas dan lubang exhaustnya dihalusin pakai ampelas ukuran 150 yang dililit di ujung mata bor korek. Kemudian diperhalus lagi pakai ampelas nomor 2.000 sampai permukaannya terlihat mengilap. Sedang inletnya, dibiarkan standar yang permukaannya masih kayak kulit jeruk.
Sementara, ruang bakar, kubah kepala silinder diperhalus pakai ampelas 2.000. Lalu dikilapkan dengan digosok pakai batu ijo. Hasilnya ketika dyno ulang, peak power langsung naik jadi 11,92 hp (naik 0,51 hp).
Memang secara puncak tenaga, naiknya tidak terlalu banyak. Tapi, tenaga 11,92 hp itu diraih di putaran yang lebih tinggi dibanding sebelum exhaust dan ruang bakarnya diperhalus, yakni di 8.910 rpm. Nah, di rpm yang sama (8.900-an) waktu exhaust dan ruang bakar belum dihalusin cuma mampu meraih 9,391 hp. Gapnya sampai 2,529 bro, banyak kan? Power band, artinya makin luas.
Begitu pula dengan torsi yang terdongkrak jadi 12,78 Nm di 6.320 rpm (naik 0,33 Nm). Coba deh perhatikan tabel dynonya, di 6.000 rpm naiknya langsung drastis jadi 10,3 Nm. Sementara sebelum exhaust dan ruang bakar dihalusi, di putaran segitu (6.000 rpm) torsinya cuma tembus 8,839 Nm. Gapnya hampir 1,5 Nm tuh. Lumayan kan? (www.motorplus-online.com)
Torsi (Nm)
Rpm Porting standar Inlet + ruang bakar halus
5.500 6.125 8,427
6.000 10,71 12,12
6.500 12,45 12,76
7.000 11,06 10,6
7.500 10,03 10,12
8.000 9,466 9,755
8.500 8,746 9,455
9.000 7,751 9,409
9.500 6,679 8,799
Power (Hp)
Rpm Porting standar Inlet + ruang bakar halus
5.500 4,691 6,531
6.000 8,839 10,3
6.500 11,20 11,75
7.000 10,88 10,39
7.500 10,56 10,63
8.000 10,65 10,98
8.500 10,44 11,29
9.000 9,809 11,91
9.500 8,924 11,76