Tingginya ekspektasi semua pihak pada performa ban yang sesuai dengan pengembangan motor, ternyata memang menjadi kendala terbesar di MotoGP. Terlebih setelah era One Make Tyre (OMT) diterapkan tahun 2009 silam. Hasilnya, trend baru tentang pengembangan motor yang harus beradaptasi dengan ban, pun menjadi hal yang tak terelakkan.
Bridgestone sendiri tidak bisa berbuat banyak, lantaran pengembangan tiap motor berbeda-beda. Karakter yang berbeda itulah yang membuat mereka tetap memproduksi pakem ban yang sesuai dengan masukan tiap tim dan pembalap. Tapi yang namanya keseragaman, pastilah tidak semuanya sesuai dengan karakter yang diinginkan.
Mengambil langkah mundur pun menjadi jalan yang paling tepat. Lantaran rasanya akan cukup bijak, jika mereka membiarkan manufaktur ban lain ikut di kompetisi MotoGP. Lalu melihat sejauh apa pengembangan yang mereka lakukan. Paling tidak komparasi keberhasilan dan kepuasan tim serta pembalap menjadi hal yang paling utama. Jangan sampai mereka sudah menganggap diri yang terbaik, tapi ternyata manufaktur lain justru tampil lebih baik lagi.
Puncak buruknya performa ban Bridgestone di MotoGP, adalah di MotoGP Australia tahun 2013 lalu. Dimana manufaktur yang sudah jadi pemasok tunggal ban di MotoGP sejak 2009 itu, mengeluarkan keputusan yang tidak biasanya di pekan balapan.
Dimana Balapan yang awalnya berlangsung hampir 30 lap, dikurangi menjadi setengahnya. Tapi kemudian dikurangi jadi 10 lap untuk 1 kali penggunaan kompon ban. Kemudian pembalap harus melakukan pit stop untuk mengganti motor dan menjalani 10 lap kedua. Kondisi ini membuat pembalap dan tim bingung, lantaran strategi tersebut adalah pertamakalinya diterapkan di MotoGP.
Awal musim kompetisi 2012, Bridgestone juga mendapat protes keras dari para pembalap di MotoGP, khususnya dari tim Repsol Honda. Dimana waktu itu Casey Stoner dan Dani Pedrosa merasa dirugikan. Karena Bridgestone baru memasok ban dengan struktur baru ketika musim sudah mulai berjalan. Hingga Honda Racing Corporation (HRC) kembali melakukan riset.
Apakah saatnya sistem Open Tire (OT) kembali diberlakukan di MotoGP? Hmm, harusnya seperti itu. Agar kompetisi jadi lebih menarik. Dimana semua manufaktur berhak melakukan pengembangan terbaik ban yang mengikuti karakter motor sang pembalap. (motorplus-online.com)