Pada konsep modifikasi Street Fighter (SF), performa tampilan kadang menipu sisi fungsional. Kadang, tampilan yang seronok namun secara fungsi kurang karena hanya mengejar poser. Namun, berbeda dengan Arif Borat asal Jakarta yang pede dengan racikan sangar ala SF gaya Banyumasan yang fungsional dipakai riding. Sebab, pria yang berprofesi sebagai Marinir di Markas Komando Korps Marinir, Jakarta Pusat ini doyan turing.
Jadi, konsep modifikasi merujuk pada sisi fungsional yang dominan. Apalagi, pria beken disapa Arif ini demen turing lintas provinsi berboncengan sama Dona Kirana, sang pujaan hati. “Makanya, saya ingin motor yang fokus pada kenyamanan perjalanan jauh dan nyaman dipakai boncengan. Tapi, tentu tampilan harus keren,” cuap Arif ketika ketemu turing di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah.
Fokus ubahan dalam modifikasi dimulai dengan pilihan kaki-kaki yang kuat, namun memiliki performa tinggi untuk melahap berbagai medan. Bagian ini, Arif dibantu Roni Alvredo dari rumah modifikasi B’rons, Jakarta. Contohnya, pilihan sok depan yang masih memakai komponen bawaan motor. Keunggulan ajrutan depan berdiameter 41 mm ini memang sudah beken. Dengan model yang besar, makan kapasitas oli dan rebound pasti lebih oakley juga.
“Tapi, agar lebih nyaman, saya tambah oli sok 20 cc agar sedikit lebih keras. Jika memakai kapasitas oli seperti aslinya, terlalu empuk. Bisa liar dipakai riding dengan banyak tikungan. Apalagi, setang saya pakai produk MFMS yang lebar. Bisa lebih nyaman dipakainya,” buka modifikator yang ngendon di Jl. Hutan Panjang No. 3, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sedangkan untuk kaki-kaki belakang dipermak lebih kuat dengan komponen limbah. Seperti lengan ayun yang comot punya Aprilia 125 lawas. Komponen ini cuma perlu penyesuaian pada bagian as roda yang memakai laher lebih besar. Sedangkan monoshock gamit sok tunggal Honda NSR 150 agar lebih stabil. Hal ini memperhitungkan beban belakang yang berlebih saat berboncengan dan jenis jalanan yang beragam. (www.motorplus-online.com)