Ini ajang kebut lempeng yang ambisius. Menghindari teriknya mentari Pekanbaru, Riau alias Negeri Sawit, para speed junkie pede menghajat RAC Kirana Oei Drag Bike Night (RKODBN) 2014, Sabtu kemarin (3/5), di stadion utama Pekanbaru. Gebrakan ini disambut dragster Andalas dengan hadirnya 375 starter. Mereka enjoy berkompetisi sportif sampai pukul 04:00 dini hari.
RAC Kirana Oie, promotor RKODBN benar-benar ingin dragster Sumatera punya semangat tinggi ikutan ajang ini. Gimana nggak, seluruh kelas diganjar hadiah sampai urutan ke-10.
“Itu juga belum cukup. Juara umum diganjar hadiah uang plus 1 unit motor Kawasaki Athlete,” duet Agus Kirana dan Feby Kirana, pasutri yang jadi penyelenggara RKODBN.
Uniknya, mereka sebenarnya punya tim balap bagus di bawah bendera Kirana. Tapi atas nama sportivitas timnya nggak turun di ajang ini. ”Ibaratnya, bikin lomba mancing tapi masak mancing juga, he..he..he,” gurau Agus.
Congratz untuk Isluna Kadut (PJ Motor Air Tiris Riau) yang jadi Juara Umum yang berhak menggondol satu unit motor. “Nggak cuma itu bro, kami sebagai sponsor juga memberi insentif khusus. Juara 1-3 yang pakai knalpot Oei diberi bonus duit tambahan,” tambah Ergus Oei, pemasok knalpot Oei yang mensupport penuh ajang ini.
Tim Ilham Kyantul (Pekan Baru MMS Kandis) pakai Suzuki Satria FU-150 dan Guswardi Karwan (Pekan Baru PMSpeed AMR Balam Merah) diganjar bonus tambahan. Keduanya jadi yang menduduki posisi 1 dan 2 Bebek 4-tak s/d 200 cc Tune up.
“Kami berhasil tercepat pakai Knalpot Oei Racing Garuda series Muffler,” bangga mereka. “Warna baru untuk balapan di Pekanbaru. Dragster di sini jelas antusias dan pede bertarung dengan dragster daerah lain. Salut untuk Kirana,” komentar Said Nurzan dari Riau Automotive Club (RAC) yang juga bersinergi di ajang ini.
Suara dari dragster juga kasih salut. “Kami puas. Timing systemnya profesio-nal. Makanya kita enjoy bertarung dengan dragster sini, meski lima jam perjalanan darat dari Dumai,” jelas Baharudin, Manajer Rakeri Cipta Pratama Racing Product asal Dumai.
Baharudin punya kepercayaan penuh pada alat pencatat waktu yang ‘diimpor’ langsung milik Bambang Sudiro (Sensor Sport Timing) dari Semarang. “Persaingan memang ketat termasuk tantangannya. Cuaca di sini sulit diprediski. Saat seting udara panas banget. Eh, pas balap hujan. Dragster di sini perlu banyak belajar karena banyak yang kehilangan waktu saat start. Motor ngangkat dan belum terlalu gape membaca rpm,” analisa Anjas, Manajer Arianja racing Team, Pekanbaru.
Tapi, hujan mengguyur jadi blessing in disguise alias berkah yang enggak terduga untuk dragster. Mereka yang tak begitu skillfull lebih berhati-hari saat start di jalan basah dan catatan waktunya jadi lebih baik ketimbang yang lebih expert. .
Catatan pentingnya, tentu strategi panitia mendongkrak gengsi event. Beda dengan Jawa yang punya kans sponsor gede. Di Riau profit masih andalkan antusias penonton. Jalan keluarnya, menggamit support dari media nasional.
”Dengan cara ini nantinya sponsor gede bisa antusias bekerjasama. Jika itu terjadi, kekuatan event bisa lebih ok. Penonton antusias dan sponsor gede bsia mendongkrak prestasi tim-tim balap di sini. Kedepannya, event drag bakal sinergi dengan nuansa entertainment kental. Ajang yang nggak cuma arena kompetisi antar bengkel tapi juga pestanya warga Pekanbaru. Angin segar buat zona yang punya perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia,” harapan mereka.
Didukung! (www.motorplus-online.com)