Kalau berkembang, ya berarti harus meng-evaluasi setiap kali tim tampil di ajang balap. Hasilnya bisa dirasakan. ART jadi eksis di Pekanbaru. ART doyan beradu nyali dan teknik di ajang-ajang drag seputaran Sumatera.
“Soal memang-kalah tergantung nasib. Tapi kami pastinya selalu ingin tampil terbaik dan terus mengalami kemajuan dari event ke event,” buka Anjas, Manajer tim ART.
Bagi mereka proses belajar nggak pernah usai. Teknologi atau kontruksi sasis di Jawa jadi patokan. Mantap, kan? “Bukan cuma itu, skill pembalap kami juga selalu dievaluasi. Masih banyak waktu yang hilang saat start. Motor terlalu banyak spin atau roda depan ngangkat. Itu semua kami perbaiki dari waktu ke waktu,” jelas Anjas mewakili dragbikernya, Boby Bronk,Topik, Arif, Bolang dan Ardi.
Saat tampil di gelaran RAC Kirana Oei, minggu lalu (3/5), ART cukup bersaing di posisi runner up Sport 2-Tak s/d 140 cc Tune-Up dengan joki Boby Bronk.”Hasilnya memang belum begitu memuaskan dan masih perlu ditingkatkan,” lanjut Anjas.
Oh ya, soal dunia drag bike di Pekanbaru mereka juga ikut memberi catatan. “Idealnya mesin pencatat waktu harus sudah seragam. Biasanya antar penyelenggara event selalu berlainan hingga akurasinya kadang berbeda. Kadang keadaan ini juga membingungkan banyak pembalap. Usul kami IMI Riau yang harus bisa mengatur,” tegas Anjas. (www.motorplus-online.com)