Kiprok termasuk salah satu komponen vital di sepeda motor. Fungsinya mengubah arus listrik yang dihasilkan sepul, sebelum diteruskan ke komponen kelistrikan.
Biasanya, arus dari sepul ini sistemnya bolak-balik atau disebut juga AC (Alternating Current). Besar tegangan arus yang dihasilkan dari sepul, berubah-ubah sesuai putaran mesin. Jadi, semakin tinggi putaran mesin, maka semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan.
Nah, masalahnya, di motor komponen kelistrikan yang dipakai, umumnya butuh tegangan stabil 12 Volt. Selain itu, ada beberapa komponen pakai sistem DC (Direct Current). Contohnya CDI. Makanya perlu suatu alat yang bisa mengubah arus AC dari sepul jadi DC, yang kemudian ditampung di aki. Ya, sepul itu, bor!
Nah, kalau sepul mulai ada tanda mau rusak, buruan deh ganti baru. Sebab, ente bakalan dibikin repot deh. Tapi, gimana ya cara mudah untuk mengenali kiprok tunggangan kita rusak atau bekerja kurang optimal?
Kebetulan, Kamari yang owner bengkel kelistrikan HokieDokie di Kp. Buaran Jaya, Medan Satria, Bekasi Barat, Jawa Barat mau sharing pengalaman dan ilmunya nih. Menurut beliau, secara umum gejala kiprok motor sudah bisa dikatakan rusak, apabila; pertama, motor tidak kuat untuk menggunakan elektrik stater untuk menyalakan mesin.
Lalu, perhatikan juga gejala lain saat mesin motor sudah hidup. “Bila lampu utama dihidupkan lalu mesin digas pada rpm tinggi, namun sinar lampu tetap redup, itu tandanya kiprok rusak,” jelasnya.
Sebaliknya jika lampu utama makin terang dari biasanya, berarti kiprok masih bekerja normal. Namun, akinya yang rusak. Gejala berikutnya, terjadi over charge yang ditandai lampu-lampu akan putus ketika mesin motor digeber di rpm tinggi.
Dari segi fisik, ada beberapa. “Adanya cairan yang keluar dari kiprok akibat peranti ini over heat. Lalu, ketika mesin kita nyalakan selama 3-5 menit, terjadi reaksi yang panas sekali atau sebaliknya terasa dingin pada badan kiprok saat kita sentuh,” lanjut Kamari. Normal, suhu kiprok saat bekerja akan terasa hangat. (www.motorplus-online.com)