Seri I kejurnas motocross, Cargloss AHRS Motocross Indonesia Championship, di sirkuit Tambak Boyo, Ambarawa, Jawa Tengah, minggu lalu, sejatinya sebagai putaran II. Babak pembuka sebenarnya dibikin di Sidrap, Sulawesi Selatan, Maret lalu.
“Pelaksanaan kejurnas motocross tahun ini seolah-olah dipaksakan,” sambar Aldi Lazaroni, crosser asal Jogja dari tim Gandasari Evalube.
Juara MX2 Nasional tahun lalu itu menyoroti mengenai banyaknya jumlah seri dengan jadwal yang sangat padat musim ini. Jadwal yang padat pun dikelola adanya perubahan jadwal yang enggak jelas.
Selanjutnya, setelah seri Ambarawa ini, minggu ini (18/11) kejurnas motocross akan digelar di Sumatera Selatan dan berikutnya di Aceh.
“Jangan cuma lihat kesanggupan Pengprov IMI untuk menggelar kejurnas. Tapi, juga lihat kemampuan dan kesiapan dari segala sisi,” tambah Arjun Wicaksana, crosser tim Bonaharto VMX INK Orca. Maksud Arjun jangan mengorbankan kualitas penyelenggaraan hanya untuk mengejar banyaknya seri.
Apalagi seri yang telah dijadwalkan akhirnya mundur atau batal karena kurang siapnya penyelenggara. Yang dirugikan sudah pasti pembalap dan tim.
Berbeda pandangan dengan yang disampaikan Agi Agasi, crosser tim Husqvarna Indonesia. “Jadwal balapan yang banyak dimaui pembalap. Kesempatan bertanding lebih banyak sehingga skill dan stamina akan terjaga,” beber crosser yang tidak masalah jarak penyelenggaraan kejurnas terlalu rapat asalkan masih dalam satu pulau.
Tapi, sampai terjadi perubahan jadwal kejurnas seharusnya diinfokan jauh hari. “Motocross sudah mulai ramai jangan sampai jadi sepi lagi hanya karena salah kelola,” beber Deni Orlando, pemilik tim Orlando Riding Forum. (www.motorplus-online.com)