Kawasaki dengan Ninja 250 punya cerita sukses di Tanah Air. Padahal sebelumnya, Suzuki sudah lebih dulu menghadirkan Thunder 250 yang nggak ada angin, nggak ada hujan eh kok malah turun spek jadi Thunder 125.
Awalnya, Kawasaki belum terlalu pede akan penjualan motor sport 250. Fakta bicara lain, karena setelah resmi dilaunching, sambutan rakyat biker sungguh di luar perkiraan. Singkat cerita, jualan Ninja 250 kala itu bisa diibaratkan kacang goreng. Faktor harga sepertinya juga sudah tidak jadi masalah berarti.
Sukses penjualan Ninja tentu jadi perhatian banyak orang dan tentunya industri. Karena setelah Ninja 250 lahir, hampir semua pabrikan yang bergabung di Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia alias AISI, juga sudah memiliki motor sport 250 cc. Terakhir adalah Yamaha yang pada 20 Mei besok resmi memperkenalkan YZF-R250 di Medan.
Mereka yang beli motor sport 250 mayoritas adalah kaum mobilis. Golongan yang selama ini pasrah menghadapi kemacetan Jakarta atau kota besar lainnya. Juga mereka yang selama ini sudah punya dan naik motor tapi juga pengin punya motor ber-cc rada besar.
Sambutan heboh juga dirasakan Yamaha ketika memperkenalkan R15. Sport tanggung yang dilaunching sebelum R25 itu sukses melego lebih dari 100 unit saat Otobursa 2014 yang baru lalu. Ini sekaligus sebagai petanda bahwa pasar penjualan motor sport di Tanah Air terus menggeliat. Tapi bukan berarti era bebek atau skubek yang matik itu akan berakhir. (www.motorplus-online.com)