Dalam kondisi lalu lintas padat, motor yang diklaim punya bobot lebih ringan 1 kg dari pendahulunya ini masih terasa berat dan sulit diajak meliak-liuk. Seperti ada jeda antara gerakan badan dengan gerakan motor. Bisa jadi, karena bobot tester juga yang terlalu ringan.
Urusan suspensi, motor yang punya dimensi 2.033 mm x 720 mm x 1.119 mm (PxLxT) ini boleh diacungi jempol. Ayunan sok depan teleskopik dan monosok yang bisa disetel hard dan soft, empuk buat melibas jalan keriting. Namun, saat melibas tikungan dengan kecepatan lumayan tinggi, rebound sok belakang terasa terlalu cepat. Efeknya, badan dipaksa sigap untuk ladeni efek memantul ini.
Oh iya, sobat yang berniat tebus motor ini, nanti jangan kaget saat ingin menyalakan lampu sein. Posisinya pindah dari tengah ke bagian bawah panel. Tengahnya, diisi tombol klakson seperti pada matic Honda. Tester beberapa kali kaget saat ingin menyalakan lampu sein, malah bunyi keras klakson yang muncul.
Masalah tenaga, New CBR250R memang terasa lebih responsif dibanding pendahulunya. Mesin lebih cepat dalam mengail power. Tapi, tidak ada entakan besar dari mesin 250 cc ini. Karakter mesinnya, mirip motor matik yang halus mengeluarkan tenaga. Wajar, karena peak power di putaran tinggi. Tenaga mesin baru terasa menggebu saat mesin berkitir di atas 8.000 rpm.
Meski power mesin terasa kurang galak di putaran bawah, keadaan ini berimbas bagus saat menemui jalan padat. Motor terasa sangat ramah karena bisa mengeluarkan tenaga dengan halus dan pas. (www.motorplus-online.com)