Piggyback biasanya dirancang memanipulasi data yang masuk ke ECU. Yaitu dari MAP sesor dan CKP. Di pasaran modul injeksi seperti ini masih didominasi produk import. Rata-rata mapping bensinnya mesti lewat sofwere di laptop.
Tapi, kini ada produk lokal yang coba akali dari sisi lain. Yakni memanipulasi data yang dikeluarkan ECU ke injektor. Piggyback ini berlabel Speed Spark yang ditawarkan seharga Rp 900 ribu. Proses mappingnya lebih praktis tanpa perlu softwere dan laptop.
Penyetelan fuel bisa langsung dilakukan pada badan piggyback, karena sudah dilengkapi display dan swith tuner. Jadi, tak perlu laptop atau pun remote khusus lagi. Switch pengatur debit bensin tersebut terbagi dalam tiga kondisi putaran mesin, yaitu low, middle dan hi.
“Kami sengaja rancang begitu agar mekanik yang tadinya terbiasa dengan motor karbu, lebih mudah nyetting bensin kayak gonta-ganti spuyer karburator,” promosi Adrian dari Pilar Motor di Bekasi, selaku produsen.
Untuk saklar low, dipatok buat melayani putaran 0 - 3.000 rpm. Sedang middle untuk 3.000 - 7.000 rpm dan hi bisa sampai 20.000 rpm. “Switch low itu ibarat pilot jet di motor karbu. Sementara middle kayak main jet, lalu hi-nya ibarat power jet yang mengakomodir putaran atas,” jelas Adrian.
Untuk membuktikan khasiatnya, EM-Plus coba praktekkan di Yamaha Mio Fino Fi. Lalu diukur peningkatan performa mesin di atas mesin DynoMite buatan Amerika. Oh iya, instalasi alat ini memang sangat simple. Cuma perlu potong salah satu kabel pada soket injektor. Pada Fino Fi, kabelnya berwarna merah strip hitam.kabel ini merupakan out put bermuatan pulsa negatif dari ECU menuju injektor.
Nah, potongan kabel merah/hitam yang dari ECU dihubungkan dengan kabel Kuning dari piggyback. “Kabel warna biru disambungkan ke potongan kabel merah-hitam yang mengarah ke injektor. Dua kabel lagi berwarna merah dan hitam pada piggyback, masing-masing dihubungkan ke jalur kunci kontak (kabel merah) dan .ke massa bodi (kabel hitam),” lanjut Adrian yang mengatakan skema pemasangan sudah tersedia dalam kemasan piggyback.
Saat mengaplikasi piggyback ini, sengaja disandingkan knalpot free flow yang butuh penyesuaian debit bensin. Pembandingnya tentu dengan kondisi standar ting-ting. Hasilnya, silahkan kebet Data Dyno-nya. Kenaikan peak power dan torsi memang relatif kecil, yakni hanya 0,40 dk dan 1,14 Nm. Tetapi mulai dari rpm 5.000, power dan torsi naik cukup banyak. Akselerasi awal juga terasa lebih galak. Sayangnya, piggyback ini gak bisa buat geser limiter.
Tapi, lumayan lah buat dongkrak performa mesin. (www.motorplus-online.com)