Lihat TDR Racing International Drag Bike Championship (TRIDBC) 2014 yang digarap FR Action Event. Seri I TRIDBC yang digelar di Jl. Kapten Pierre Tendean dibatasi hanya untuk 350 starter. Banyak pembalap yang tidak bisa ikutan karena kuota telah terpenuhi.
Bukan cuma pembatasan starter, tapi pendaftaran pembalap juga ditertibkan. Pembalap harus booking untuk dapat nomor start. “Pendaftaran kita batasi sampai Kamis. Jadi, Jumat, kita sudah bisa bikin jadwal race,” Sigit Widiyanto, Pimpinan Lomba TRIDBC Tegal.
Pengaturan jadwal race juga dibuat seefektif mungkin. Babak penyisihan tiap kelas diberi waktu 15 menit untuk start. Jika dalam 15 menit masih ada pembalap yang belum start maka dianggap gugur.
Sedangkan untuk babak final waktu 10 menit diberikan untuk joki melakukan start di tiap kelasnya. Di final dua lintasan diundi untuk menentukan pembalap yang berada di lintasan A atau B.
“Supaya lebih tertata rapi dan penyelenggaraannya selesai tepat waktu,” sambung Jeffry Wimar dari TDR yang ngasih voucher Rp 2 juta untuk pembalap yang masuk ke waiting zone paling awal di kelas tertentu.
Tanggapan dari pembalap dan pemilik tim mendukung. “Harusnya seperti ini. Penimbangan saat scrutineering, Sabtu. Jadi pembalap tahu kekurangan bebannya sebelum balapan, sehingga pas balap tidak menimbang lagi,” urai Adi Kurnia, manajer tim Mihama Batik Melu Renes, Pekalongan.
Andi mekanik dari TDC TRD MC Racing, menyoroti jumlah kelas. “10 kelas sudah cukup efektif. Enggak makan waktu lama,” beber mekanik dari Salatiga ini. (www.motorplus-online.com)