Uji pertama, dinaikkan ke atas mesin Dynojet 250i buatan USA milik BRT di Jl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 112, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hasilnya, mesin DOHC (Double OverHead Camshaft) 4 katup dengan 6-percepatan yang diusung Satria F-150 mampu meraih peak power 13,5 hp pada 9.100 rpm. Torsi maksimalnya 11,27 Nm di 8.200 rpm. Ini catatan terbaik dari F-150 setelah dilakukan lima kali pengetesan. Karakternya napasnya panjang di putaran atas. Sampai 11.500 rpm masih bisa teriak.
New V-ixion Lightning (NVL) dapat giliran selanjutnya naik mesin dyno. Bermodal mesin SOHC (Single OverHead Camshaft) 4 katup dengan 5-percepatan berpendingin air, wow.. NVL suskes dapat power maksimal 14,5 hp pada 8.800 rpm. Sedang torsi puncaknya tembus 12,72 Nm/7.500 rpm. Sayangnya mesin cuma bisa teriak sampai 9.800 rpm. Sudah mentok limiter duluan.
Masuk tes berikutnya, CB150R raih tenaga kuda 14,75 hp/10.600 rpm. Power band-nya luas. Namun torsi puncak motor yang punya bore x stroke; 63,5 mm x 47,2 mm ini mampu raih 11,79 Nm 7.800 rpm.
Tengok deh grafik dyno-nya. Power New V-ixion Lightning tampak melonjak di atas power motor lain mulai dari rpm 5.000 sampai 9.000 rpm. Namun putaran mesin kena limiter di 9.800 rpm. Sedang CB150R dan Satria F-150 grafiknya hampir sama. Power rata di setiap rpm dan kitiran mesinnya bisa sampai 11.500 rpm. Begitu pun grafik torsinya, mulai dari awal NVL melesat tinggi dibanding kompetitor yang lain.
Kesimpulan dari hasil grafik tadi, diprediksi New V-ixion Lightning bakal juara di akselerasi awal pada trek-trek pendek. Namun, untuk trek panjang, CB150R dan Satria F-150 punya kans unggul. Ini ciri khas mesin over bore dan DOHC. Tenaga akan keluar di rpm lebih tinggi dibanding motor dengan konstruksi mesin over stroke.
Artinya, secara performa mesin, motor sport masih lebih unggul dibandingkan F-150. Tapi, itu kan terukur lewat roda. Tentu akan beda lagi kalau diadu di jalan raya. Makanya, motorplus-online.com melakukan tes akselerasi untuk buktikan siapa yang tercepat. (www.motorplus-online.com)