Banteng kan terkenal sebagai salah satu hewan kuat. Punya postur tegap, kekar, serta memiliki kekuatan pada kaki dan tanduknya. Karakter hewan ini cocok dengan Banteng gaya Banyumasan ala builder kondang M. Yusuf Adib Mustofa dari rumah modifikasi Semangat Putra Motor (SPM), Purwokerto.Yusuf bikin Yamaha Byson jadi dua silinder.
Yamaha Byson milik Sigit Susanto asal Purbalingga, Jawa Tengah. Tanduk sang banteng ibarat bikin Yamaha Byson jadi dua silinder.
Maksud hati mau mengejar L-Twin 90 macam Ducati. Tapi, secara struktur sudut mesin tidak bisa dibuat sangat lebar, karena masih memanfaatkan bandul kruk as standar. Pilihan tepat konfigurasi V-Twin dengan jarak sudut antar silinder 53 derajat.
Bagi Yusuf, ini kreasi perdana pada merek Yamaha. Sebab sebelumnya fokus pada mesin Vespa, Suzuki, Kawasaki dan Honda. Makanya, perlu dilakukan trial and error dalam merangkai mesin yang dikerjakan selama setengah tahun ini. Sekalipun konsep dua silinder model V-twin.
Costum Crankcase
Ubahan awal untuk merangkai mesin V-Twin Byson ini dimulai dengan merancang posisi setang piston. Dua setang dibikin menyatu menggunakan satu pen kruk as. Dipasang berjejer dengan sekat ring baja tipis sebagai pemisahnya. Trik ini membutuhkan pen kruk as lebih panjang dari bawaan motor. Pen kruk as dibuat dari baja berkode SP46 yang dibakar untuk dihardening.
Dilancjut custom crankcase agar kruk as yang makin melar bisa masuk. Caranya pakai cor aluminium. Karter asli Byson dirombak lebih lebar 25 mm ke kiri. Lalu pada sisi atas crankcase yang dilebarin (kiri), dibuatkan dudukan baru untuk dapur pacu tambahan.
Oh iya, “Baik setang piston silinder atas maupun bawah, tetap pakai Byson. Termasuk blok silinder dan cylinder head beserta isinya. Lalu bandul kruk as ditambah daging sekitar 300 gram, agar menghasilkan karakter mesin twin yang cenderung galak di putaran bawah,” beber Yusuf.
Untuk menggerakkan kem pada dapur pacu tambahan, Yusuf membuat sistem dobel gigi sentrik untuk memutar 2 rantai keteng. Tapi, yang cukup ribet mengakali jalur pompa oli ke silinder tambahan. Kapasitas oli pun jadi nambah karena harus melayani pelumasan dua silinder. Dibutuhkan 2 liter oli agar kinerja mesin tetap stabil tanpa overheat.
Dibore up lagi
Meski otomatis kapasitas silinder jadi 2 kali lipat, oleh Yusuf masih dipermak lagi. Ia menjejali piston Scorpio berdiameter 70 mm untuk gedein cc-nya. Itu pun langkah seher masih dinaikin lagi 2 mm dari standarnya (57,9 jadi 60 mm).
Makanya, volume silinder sedikit melonjak tajam. Yakni jadi 230,79 cc per silinder, yang kalau ditotal jadi 461,58 cc. Untuk bisa pakai piston Kalajengking, Yusuf gedein lagi lubang dudukan pen piston 1 mm pada setang piston Byson. Soalnya, diameter pen piston Scorpio 16 mm, sedang aslinya Byson 15 mm.
“Makin mantap powernya setelah klep in diganti pakai 34 mm. Sedang buangnya 28 mm. Klepnya nyomot dari Toyota Camri yang dipermak lagi,” kekeh Yusuf sembari kasih tahu kalau ubahan tersebut membuat power mesin makin terasa dari putaran bawah sampai atas.
Yusuf tidak mematok kompresi yang terlalu tinggi pada kedua silinder. Sekitar 9 : 1 agar aman minum Premium. Makanya karbu diseting normal dengan aplikasi pilot jet 40 dan main jet 110.
6 lembar kampas kopling
Rasio transmisi tetap pakai bawaan motor, termasuk gigi primer dan sekundernya. “Tapi, kampas kopling ditambah 2 lembar lagi, jadi 6 lembar. Biar kopling tidak mudah slip ketika dipelintir power dan torsi mesin yang besar.
Final gear juga dibuat berat pakai 17/32. Lalu agar entakan tenaga tidak meledak-ledak diimbangi letikan api busi dibuat model pick up bertingkat dengan jarak 20 antar pick up. Meledaknya di 14 sebelum TMA (Titik Mati Atas).
Gaya JAP’S
Mesin makin gambot, butuh ruang lebih gede. Sasis dicustom ulang. Ubahan krusial pada down tube dan dudukan mesin. Termasuk bodi pun ngikut dijarah. Tapi, konsepnya mengikuti permintaan Sigit, sang pemilik yang punya usaha ayam potong terbesar di Purbalingga. Yakni gaya simpel Jap’s Style. Makanya tangki pakai gaya sederhana punya Yamaha Gemini.
Sedang di kaki-kaki, Yusuf pede memakai komponen sederhana. “Seperti sok depan Hyosung 250 dan sok belakang bawaan pabrik termasuk swing arm-nya,” cuap modifikator dari Jl. Sultan Agung No. 8 Karang Klesem, Purwokerto itu.