Walau subjektif, taste yang bagus sebenarnya gampang dideteksi. Jika motor terlihat easy on the eyes, gak lebay dan bergenre jelas, sang builder dipastikan punya nama di antara customizer lainnya. Hal ini dipercaya betul Fandy Liong, builder Choppersyndicate Customworks di Kotamubagu, Sulawesi Utara saat menggarap modifikasi ol skool chop-nya Christian Michael berbasis Honda CB 125. Walau ia mengistilahkan sebagai Brat Style, EM-plus punya komentar lain.
Masalahnya, Brat Style sejatinya bukan nama gaya modifikasi. Istilah ini diambil dari nama bengkel di Jepang. Beda dengan gaya modif semisal boardtrack, chopper, bobber, digger ataupun sejenisnya. Tapi apalah arti sebuah nama, bukan begitu? “Saya sreg menjulukinya Brat Style, tapi ada prinsip yang ingin saya capai,” jelasnya.
Mungkin isitilah yang dijulukinya bisa diperdebatkan “Pemahaman saya lewat diskusi dengan teman-teman di Indonesia Street Kustom, Brat Style adalah aliran yang lebih nakal dari Jap’s Style dengan memendekkan sub-frame. Brat dalah sub-kultur dari choppers yang berkembang dari bobber,” tuturnya.
Oakley-lah, di motor ini konsep itu memang terlihat. Lewat caranya merombak bagian tengah sasis. Fandy menyasar konstruksi drop seat di motor ini dengan pertimbangan jelas. Ia ingin keseluruhan desainnya nyambung dari depan ke belakang atau meminjam isitilah desainer, ada air flownya.
“Tapi tetap mengutamakan fungsi daily riding, motor yang nyaman dikendarai. Atas pertimbagan antara estetika dan fungsi, roda dipilih paduan 18 inchi besaran 300 di depan dan 400 untuk diameter yang sama,” kata Fandy
Life members klub berjuluk Chopper Syndicate MC cukup bangga atas pencapaian Brat Style milik Christian ini.”Di Kotamubagu, tren yang dominan adalah Choppy dan Jap’s Style. Brat Style ini jadi yang pertama di daerah ini,” bangganya. Cheer’s! (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan/blkg: 300 - 18”/400 -18”
Sepatbor: Custom
Tangki : Custom
Setang: Custom
Sub frame: Custom