Rupanya saat modifikasi motor trail dengan tampilan supermoto inilah ba-nyak ilmu dan pengalaman berharga yang didapat. “Waktu itu cuma asal ganti ban dan pelek. Eh, pas ngerem mendadak ternyata enggak pakem karena cakramnya,” terang pria yang jadi penasehat di komunitas Supermoto Owner Group ini.
Dari berbagai pengalaman itulah yang bikin Pak Sis makin dalam menyukai supermoto. Sampai akhirnya dia rela menebus KTM SMC 690R modelnya yang termasuk motor dua alam. Apalagi mecing dengan hobynya yang kerap turing jauh dengan kondisi jalan yang sulit diprediksi. “Mau jalan jauh dengan lintasan apa saja, ayo. Karena saya percaya kondisi motor,” urainya.
Makanya, Pak Sis kerap mengkritisi bila modifikasi supermoto itu ja-ngan hanya mengejar style dan tampilan. Harus dipikirkan juga detail pengerjaan dan pemilihan part-nya sesuai standart. Karena, itu berhubu-ngan dengan keselamatan dan kenyamanan kala riding.
“Coba saja dipakai turing. Kalau cuma mementingkan tampilan, akibatnya ada saja kendala di jalan,” pesan pria yang sudah berkeliling usantara, mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan bulan lalu membelah jalur Kalimantan. (www.motorplus-online.com)