Untuk itulah ia rela merek CLD yang sebenarnya singkatan dari Champion Leader Development, banyak yang memplesetkan menjadi Ciledug. "Ora popo, karena memang merek ini lahir di wilayah Ciledug," ujar pria yang memulai usaha speed shop sejak 1998. Produk awal yang diperkenalkan dengan merek CLD adalah noken as, per kopling dan koil. Kini pasar knalpot CLD di dunia balap mulai besar.
Perjuangan Dodo, membangun merek CLD bukan tanpa hambatan. Apalagi ketika mengembangkan knalpot. Ia harus bersaing dengan merek-merek dari luar yang sudah dipercaya masyarakat balap. "Pernah hampir putus asa karena banyak yang ragu dengan nama CLD. Untuk barang yang sama dengan merek asal Thailand, orang lebih pilih merek Thailand," kenang kelahiran Juli 1974. Padahal, produk Indonesia enggak kalah baik secara desain dan kualitas bahan.
Dodo tak patah arang, dengan modal sebuah motor dan kegemarannya ikut balap, ia pun mulai melakukan riset sendiri produknya. "Riset versi saya selain riset pribadi, juga network di lingkungan balap. Mekanik, pembalap dan tim, menjadi tolok ukurnya. Karena mereka yang menggunakan produknya," yakin ayah dua putri dan satu putra ini. (www.motorplus-online.com)