Namun, terkadang ada juga kasus kendati setelan sudah berada di posisi yang paling keras, tapi ayunan motor masih suka mental-mentul saat angkut beban berat. “Karena, idealnya sokbreker yang mampu serap guncangan dengan baik hanya memberikan satu kali rebound.
Kalau mental-mentul begitu, nggak enak dan bikin badan cepat capek. Biar gak seperti itu, soknya bisa dimodifikasi lagi agak sedikit dibikin keras dari standarnya. Plus dibikin sedikit lebih jangkung,” tukas pria berperawakan gemuk ini lagi. Soalnya kalau redaman sok terlalu empuk, dikhawatirkan mentok dan sil karet pada sok akan lebih cepat bocor.
Wah, gimana dong solusinya? Jika sering membawa beban yang berat dalam frekuensi pemakaian sering, “Biar aman, pakai part bawaan asli aja. Namun, beberapa bagian sok disubstitusi pakai part sok lain, sesama merek. Contoh di bebek Honda yang sekarang macam Blade 110.
Jika kurang jangkung, bisa pakai anting sok bawaan Supra lama. Sedang kalau kurang keras, pernya bisa diganti pakai punya Karisma atau Supra X125 generasi pertama. Saya tidak menyarankan pakai part sok aftermarket. Apalagi dari merek gak jelas. Kalau buatan pabrikan kan semua sudah terukur, dan bahan biasanya lebih bagus,” jelas Udin lagi. (www.motorplus-online.com)