Tak peduli baru nebus Triumph Bonneville T100 gress yang modelnya bergaya retro khas besutan turing. Ronny L. Sinaga langsung rombak tampilannya jadi model café racer macam tipe Truxton. Soalnya, pria asal Pekanbaru ini terpesona tampilan motor balap zaman dulu.
Makanya, saat Triumph T100 pesanannya dari PT Megah Putra Motorindo sampai di rumah, langsung dibawa ke bengkel kepercayaan untuk diubah tampilan. “Semua dipreteli, tinggal rangka dan tangki depan yang masih bawaan motor. Sisanya diganti part aftermarket,” ujar Imam Budihardjo, Technical Advisor dari Troupe Industry yang menangani proses modifikasi.
Meski beraroma motor balap jadul, namun part yang diaplikasi justru bernuansa modren. Makanya, pas bila disebut sebagai besutan neo café racer. Contohnya suspensi depan yang standarnya model teleskopik, diganti pakai tipe upside down terbaru keluaran Ohlins. Sok depan ini dikawinkan dengan segitiga atau triple clamp billet berlabel Andreani. Sedangkan ajrutan belakang yang mengusung doubel shock, juga diganti pakai Ohlins tipe gas.
Oh iya, biar layaknya motor balap, sok belakang yang memang khusus buat Triumph T100 ini punya beberapa setelan rebound atau compression. “Makanya saat dipakai berkendara motor motor jadi terasa lebih nyaman,” lanjut Imam yang menambahkan untuk proses bangun motor ini berkolaborasi dengan bengkel Anjani Racing.
Masih seputar kaki-kaki, area roda meskipun masih aplikasi jari-jari tapi teromol dan pelek standarnya sudah diganti. Mengandalkan pelek aluminium dan teromol branded berlabel Kineo. “Kelebihan pelek model jari-jari produksi Itali ini sudah bisa pasang ban tubeless sebab setelan jari-jarinya ada di bagian luar pelek,” urai Imam.
Kesan besutan balap modern makin terasa setelah dipasang setang jepit Woodcraft Clip-On berpadu dengan speedometer digital yang modelnya tipis dari Traslogic Micro Dash MD3-12. Sedangkan head lampnya tetap andalkan bawaan motor.
Nah, untuk tampilan bodi biar pas sebagai tongkrongan café racer, buntut belakang pilih model tawon. Diambil dari Triumph Truxton. “Pasang bodi belakang Truxton, breketnya sama dengan T100. Jadi, tinggal lepas spatbor belakang saja,” lanjut Imam yang workshop-nya di Jl. Abdul Majid No. 41B, Cipete, Jakarta Selatan.
Untuk tangki, tetap andalkan bawaan Triumph Bonneville T100, karena bentuknya sama dengan Truxton. Makin sip jok single seater bergaya café racer ini juga diambil dari Triumph Truxton. Lalu finishingnya, bodi diairbrush yang menampilkan efek row material.
Basicnya sama
Triumph T100 hadir dengan 3 pilihan varian yang berbeda, model Bonneville bergaya retro, lalu Truxton bergaya café racer, dan Scrambler model besutan dual purpose. “Meskipun ketiganya terlihat berbeda, tetapi basic mesin dan rangkanya sama,” jelas Imam dari Thrupe Industri.
Makanya untuk part atau kelengkapan bodi yang nempel ketiga varian ini bisa saling tukar. “Kalau basiknya Triumph Bonneville mau diubah bergaya café racer kayak Truxton, tinggakl comot part bodinya Truxton. Kalau sudah bosen, bisa langsung ganti tampilannya jadi Scrambler, yang belakangan mulai marak diaplikasi,” urai Imam.
Wah, asyik juga ya. (www.motorplus-online.com)