Herry Budijanto pasti tidak akan melupakan pengalaman pahit saat berkunjung ke Denpasar, Bali. Chief Operating Officer PT TVS Motor Company Indonesia hampir terlibat perkelahian dengan petugas sekuriti Hotel Aston, Denpasar. Pasalnya, ia bersama kerabatnya kembali ke hotel dengan mengendarai sepeda motor. Sesampainya di lobi, petugas dengan tidak simpatik memarahi Herry dan kerabatnya itu. Jadi, ada pembeda untuk pengguna sepeda motor. Jelas tidak bagus, harus hilangkan disktiminasi sepeda motor.
"Saya diteriaki seperti seorang maling. Padahal saya ke hotel tersebut sebagai tamu yang harusnya diperlakukan dengan baik," jelas Herry.
Pria berkacamata ini menjelaskan, saat itu kejadian Jumat malam (12/9). Dirinya baru saja pulang dari rumah kerabatnya. Dan, ia diantar dengan motor ke hotel tempatnya menginap. "Awalnya saat tiba di pintu masuk dan menuju lobi tidak ada masalah. Tidak ada petunjuk juga ada larangan masuk bagi motor. Saudara saya langsung masuk mengantarkan saya sampai ke lobi," kata pria yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini.
Sampai di lobi, ada seorang petugas langsung memarahi keduanya dengan alasan motor tidak boleh masuk ke lobi. "Saya bilang ke petugas tersebut, di depan tidak ada larangan motor masuk. Lagipula saya merupakan tamu hotel sembari saya tunjukkan kartu kamar kepada si petugas," kata Herry yang minta hilangkan diskriminasi sepeda motor.
Namun, si petugas tetap ngotot sambil menyebut aturannya memang motor tidak boleh masuk lobi. "Saya minta ketemu pihak manajemen dan ingin berbicara dengan duty manager. Eh..., si petugas malah semakin emosi dan mendorong kerabat saya. Hampir terjadi perkelahian saat itu. Beruntung ada petugas lain yang sepertinya jabatannya lebih tinggi. Bahkan saya sempat mengenalkan diri dan memberikan kartu nama kepada petugas itu. Malam itu terus terang saya merasa tidak nyaman," bilang Herry.
Pria yang sebelumnya tinggal di Jogja ini menyatakan, larangan motor masuk ke lobi sebagai bentuk diskriminasi terhadap motor. Harus hilangkan diskriminasi sepeda motor. "Tamu yang pakai motor ke hotel itu harganya sama dengan yang pakai mobil semahal apapun. Kenapa tamu yang pakai motor didiskriminasi sedemikian rupa," sebut Herry.
Karenanya ia berharap aturan yang tidak masuk akal ini harus segera dihapus. "Apa karena ada stereotipe motor itu kelas bawah, sehingga mendapatkan perlakuan yang berbeda. Ya jangan gitu dong. Tamu mau naik delman, mau naik motor atau mobil ya terserah tamunya," kesal Herry. (www.motorplus-online.com)