Ada titik sakral untuk bikers yang doyan turing. Ada yang berkutat di tanah air, ada juga anak negeri berkelas peturing dunia seperti bro Jeffrey Polnaja.
“Kemarin gue ke titik 0 km. Luar biasa. Nanti mau jalan ke titik 0 lainnya,” aku salah seorang peturing.
Fajar Arnely, anggota Sahabat Bikers yang sering melakukan turing bilang ada titik sakral untuk bikers yang doyan turing seperti 0 KM. “Lokasi itu seperti ‘kiblat’ bagi perjalanan seorang bikers. Banyak hal menarik yang bisa ditemui sepanjang perjalanan. Keindahan alam juga kulinar menuju lokasi sangat luar biasa,” kata pengendara Honda Tiger yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat ini.
Tak heran seperti Honda pernah mengadakan perjalanan triple S alias SSS. Perjalanan sejauh 10 ribu km pada tahun 2013 lalu itu mengunjungi Sabang, Sape dan Sangihe. Tiga titik yang mewakili ujung paling barat, utara dan selatan Indonesia. Sabang mewakili titik 0 di wilayah Barat, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sape terletak di Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Sangihe, Sulawesi Utara adalah wilayah terluar Indonesia berbatasan dengan Philipina.
Tato Sapoetro, peturing dari Viar Jelajah Indonesia yang saat ini sedang menyelesaikan perjalanan menuju titik 0 km di ujung timur Indonesia bilang, ragam budaya dan adat istiadat, lansekap dan kontur jalan sangat beragam. Tetap, Tato percaya ada titik sakral untuk bikers yang doyan turing. “Tiap wilayah punya ciri khas tersendiri,” kata Tato yang kenyang keliling Indonesia.
Angga Pribadi Laksana merasakan bagaimana kondisi riil Indonesia. “Bensin harganya puluhan ribu di pedalaman Papua. Bahkan saat dari Merauke ke Papua Tengah tidak ada jalur untuk motor. Terpaksa dengan angkutan lain. Karena ada daerah yang belum tersambung,” kata biker yang nyemplak Honda CB100 lansiran 1973.
Masih banyak lagi lokasi yang menjadi titik sakral peturing. Seperti perbatasan antar negara di wilayah Kalimantan dengan Malaysia. Atau perbatasan dengan Timor Leste di Atambua, Nusa Tenggara Timur. (www.motorplus-online.com)