Di luaran sono, line up Harley-Davidson Street ada dua, yakni Street 500 dan Street 750. Nah, yang didatangkan ke Indonesia hanya Street 500. MOTOR Plus dapat kesempatan jajal Street 500 yang dibanderol Rp 219 juta (off the road) oleh PT Mabua Motor Indonesia (MMI) ini. MOTOR Plus duluan nih tes Harley-Davidson Street 500.
Secara garis besar, mesin Street series dijejali teknologi Harley-Davidson Revolution X V-Twin Engine kepunyaan V-Rod. Sudah sistem fuel injection. Jadi, wajar kalo dibilang young machine.
“HD Street 500 didevelop untuk membidik bikers muda yang ingin merasakan sensasi American Bikes. Namun tanpa meninggalkan kesan sporty yang disandang olehnya,” tutur Denny Aryandi, General Manager Country Sales PT MMI. Wah, young machine for young blood dong?
TORSI BENGIS
Saat tes Harley-Davidson Street 500 terasa roda depan dan belakang mulai berputar, selaras betotan gas. Karena masih sekadar first impression, jajal hanya sekitaran dealer Mabua Harley-Davidson Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Enggak bisa dipungkiri, HD terkenal dengan mesinnya yang panas bila sedang diajak riding lama. Padahal, sudah dibekali pendinginan model radiator. Terasa tes Harley-Davidson Street 500 kulit yang terlindung jeans merasakan rembesan hawa panasnya. Walau enggak sepanas line up HD lainnya.
Meski begitu, terbayar dengan kemampuan akselerasinya. Street 500 diklaim bisa menyemburkan torsi sebesar 40 Nm/3.500 rpm. Oh.. pantes hentakannya sangat terasa saat betot gas di putaran awal. Torsi bawahnya terasa bengis walaupun konvigurasi engine V-twinnya terbilang over squere, yakni dibekali bore 69 mm dan stroke 66 mm. Kapasitas silinder murninya 494 cc.
Saat jajal, di sana banyak terdapat polisi tidur. Bagian suspensi terasa keras. Namun, ini bisa diatasi dengan seting atau touch up dengan optional yang disedikan Mabua Harley-Davidson.
Ada tiga pilihan warna, vivid black, black denim dan fire red. Untuk pasar Asia, Street 500 didatangkan langsung dari India. Terkecuali pasar domestik Amerika, motor yang punya selogan ‘The Street Is Where I live’ ini diproduksi di sana. Kenapa bisa begitu ya? Mungkin supaya biaya produksi lebih murah? (www.motorplus-online.com)