Find Us On Social Media :

Efek Pasang Ban Tubeless di Pelek Racing Biasa

By Motorplus, Selasa, 21 Juli 2015 | 13:00 WIB
()

Banyak bikers mengeluhkan ban tubeless yang dipasang di pelek standar skubek, sering kempis. Paling bahaya, saat tekanan angin di ban hilang secara tiba-tiba alias gembos. Apalagi, jika berkendara di kecapatan tinggi. Kestabilan motor bisa hilang dan bikin bikers cium aspal. Waduh, ngeri coy! Hal tersebut memang jadi efek pasang ban tubeless di pelek racing biasa.

“Itu terjadi karena ban tubeless bukan dibuat untuk pelek standar skubek. Pelek standar skubek tidak punya benjolan yang bisa menahan ban tetap rapat pada bibir pelek. Akibatnya tekanan angin bisa keluar dan menyebabkan ban kempis atau gembos,” papar Dodiyanto, New Production Development PT Gajah Tunggal Mandiri selaku produsen ban IRC.

Jadi pelajaran baru nih! Tidak semua pelek palang yang dijual itu bisa untuk ban tubeless. Ada efek pasang ban tubeless di pelek racing biasa. “Tapi, kok di motor gue bisa dan aman-aman aja?”. Mungkin itu yang diucapkan sebagian bikers.

Memang sih bisa, tapi fungsinya tidak akan sempurna karena tekanan angin di dalam ban akan mudah keluar. Makanya, produsen sepeda motor kebanyakan membekali produknya dengan ban yang dilengkapi ban dalam. Itu karena desain pelek yang mereka buat bukan untuk ban tubeless.

Kalau sobat lihat dengan teliti, pelek untuk ban tubeless itu punya bejolan kecil di dekat bibir pelek. Kalau orang bule, menyebutnya dengan double flat hump. Bagian ini yang berfungsi untuk mengancing bibir ban.

“Kalau sedang diisi angin, biasanya akan ketahuan. Kalau di pelek tubeless, saat tekanan angin ban mulai kencang akan muncul bunyi ‘klok’. Itu menandakan ban sudah terkunci aman dan angin tidak akan keluar. Kalau di pelek biasa, bunyi itu tidak akan muncul,” tambah Dodi yang demen pake parfum Calvin Klein ini.

Untuk yang gembos secara tiba-tiba karena efek pasang ban tubeless di pelek racing biasa lebih bahaya lagi. Umumnya ini terjadi saat ban sedikit kempis. Kurangnya tekanan angin di dalam ban, bikin sisi ban kurang rapat ke bibir pelek. Alhasil, saat ban terkena tekanan seperti saat melibas lubang, sisi ban bisa renggang dari bibir pelek. Ini yang menyebabkan tekanan angin keluar secara tiba-tiba.

“Tidak ada patokan tekanan ban khusus untuk menjaga angin tetap terjaga. Selama peleknya masih standar, ada kemungkinan tekanan angin akan keluar. Menjaga tekanan angin tetap tinggi, sedikit menjaga sisi ban tetap rapat ke bibir pelek. Namun, itu tetap tidak dianjurkan,” tutup Dodi yang eksis di media sosial. (www.motorplus-online.com)