Find Us On Social Media :

Enam Poin Sirkuit Sentul Yang Mesti Diperbaiki Kalau Ingin Menggelar MotoGP

By Motorplus, Jumat, 22 Mei 2015 | 05:44 WIB
()

MOTOR Plus dukung 1.000% digelarnya MotoGP Indonesia. Tapi, sebagai saran dari banyak masukan pembalap, tokoh, dan pengelola sirkuit MotoGP untuk Sentul. Dari saran-saran mereka, MOTOR Plus dapat sarikan. Inilah enam poin sirkuit Sentul yang mesti diperbaiki kalau ingin menggelar MotoGP.   

Apa saja enam poin sirkuit Sentul yang mesti diperbaiki kalau ingin menggelar MotoGP?

1. Desain Dan Aspal Sirkuit

Poin pertama paling penting dari enam poin sirkuit Sentul yang mesti diperbaiki kalau ingin menggelar MotoGP, desain sirkuit Sentul. Trek Sentul sudah ketinggalan zaman untuk menggelar balapan di eranya MotoGP sekarang. “Tidak technical. Lay outnya terlalu sederhana. Terus, permukaan aspalnya bergelombang. Jadi, pembalap pasti merasakan seperti balapan motocross,” bilang Shinya Nakano, eks rider MotoGP dan juga Kepala Instruktur Asia Dream Cup. “Pokoknya sirkuit Sentul harus dirombak total. Ini berkaitan juga dengan safety pembalap. Karena motor-motor sekarang sangat kencang,” timpal Alberto Puig, Direktur Shell Advance Asia Talent Cup. Alberto eks rider GP500 yang pelatih Casey Stoner dan Dani Pedrosa sejak meniti karir dari Spanish Championship.    

2. Tunnel

Tunnel alias lorong atau jalur bawah tanah yang melintasi trek ke tribun. Memang kelihatannya sederhana banget kenapa tunner harus direnovasi. Hehehe, tunnel bisa jadi daya beli Sentul untuk mendekatkan pembalap dengan penonton. Penonton yang terpilih lewat cara-cara yang disepakati bisa nyeberang lewat lorong bawah tanah untuk langsung melihat paddock tim MotoGP. Enggak perlu muter jauh dari tribun ke area belakang paddock.

Akses Masuk Sirkuit

Ingat tahun 2008 waktu Sentul jadi sirkuit yang menggelar balapan A1 GrandPrix? Akibat itu tingkat kemacetan total mendadak jadi tinggi. Sampai-sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY naik ojek supaya bisa cepat masuk ke sirkuit Sentul karena beliau akan membuka jalannya balapan. Jadi, akses sirkuit Sentul harus diperbanyak. Misalnya, jalur alternatif dari Cibinong atau dari Sentul City harus dibuka. Perbanyak akses ke sirkuit bisa mengurangi tekanan kemacetan. Bayangin aja balapan A1 GP yang pastinya level di bawah MotoGP sudah bikin kemacetan sampai Cibinong, apalagi Sentul jadi menggelar MotoGP.   

Fasilitas Hotel Dan Rumah Sakit

Fasilitas hotel jadi utama bagi penonton dari luar kota atau luar negeri. Bagusnya hotel di sekitar Sentul dan Jakarta sudah bekerja sama dengan pihak Sentul untuk memberikan shuttle bus atau paket transportasi dari hotel menuju sirkuit Sentul. Ini dilakukan Malaysia.  

Tiket Masuk Harus Terjangkau

Nah, bikinlah tiket terjangkau. “Kami tidak berpikir untuk mengambil untung dari pembelian tiket. Tapi, pebisnis hotel, restaurant, transportasi, dan tempat hiburan bisa untung besar,” beber Mokhzani Mahatir yang saat diwawancara MOTOR Plus tahun 2006 masih Direktur Sirkuit Sepang. MOTOR Plus ingat tiket tribun untuk menonton MotoGP kalau dirupiahkan enggak lebih dari Rp 200 ribu. Bandingkan dengan tiket A1 GrandPrix yang dijual paling murah Rp 300 ribu.    

Akses Internet

Terakhir dan sama pentingnya dengan renovasi sirkuit dari  enam poin sirkuit Sentul yang mesti diperbaiki kalau ingin menggelar MotoGP, akses internet. Mungkin waktu tahun 1996-1997 Sentul menggelar GP500 berita lewat internet belumlah ada. Tapi, sekarang ratusan awak media website pasti akan memberitakan MotoGP Sentul lewat internet. Sayangnya, jaringan internet di kawasan sirkuit Sentul lemot habis. Kalau ini enggak dibenahi, maaf kata pasti pihak Sentul akan mendapat banyak complain dari awak media.

Semoga enam poin sirkuit Sentul yang mesti diperbaiki kalau ingin menggelar MotoGP bisa rampung saat 2017. (www.motorplus-online.com)