Salah kaprah sahur on the road jadi perbincangan akhir-akhir ini. Banyak masyarakat dan pengguna jalan yang merasa resah dengan rombongan sahur on the road. Pasalnya, banyak diantara rombongan yang melakukan pelanggaran di jalan. Mulai menutup jalan, menerobos lampu lalu lintas dan yang paling parah tidak menggunakan peranti keselamatan seperti helm dan lain-lain.
"Sahur on the road sudah salah kaprah. Ada beberapa rombongan yang malah meresahkan saat di jalan. Paling nyebelin, bikin jalan macet karena di tutup oleh rombongan mereka yang jalan tidak karuan. Jelas ini bikin pengguna jalan lain jadi emosi," ucap Ryan warga Depok yang sering berpapasan dengan rombongan sahur on the road ketika pulang kerja.
Sebenarnya yang jadi masalah pada sahur on the road yang salah kaprah ini adalah tata cara konvoi mereka. Saat ada rombongan yang berjalan konvoi atau berombongan harus diatur agar tidak meresahkan pengguna jalan lain. Kalau tidak diatur ya imbasnya seperti sekarang. Banyak pengguna jalan lain yang protes dan marah pada rombongan sahur on the road. Jadi repotkan kalau emosi kedua pihak sampai tersulut.
Saat konvoi seharusnya rombongan berjalan satu atau dua baris ke belakang. Tinggal sesuaikan dengan kondisi jalan yang dilewati saja. Agar rombongan bisa rapih dan tidak saling susul, harus ada petugas yang berjaga. Dalam barisan konvoi atau turing biasanya ada yang menjabat menjadi Kapten, Voorrijder dan Sweaper. Mereka yang bertugas menjaga seluruh anggota konvoi berjalan tertib dan tidak mengganggu pengguna jalan lain. Jadi, tidak asal jalan bersama yang menumpuk dan mengganggu pengguna jalan lain. Semuanya ada tata caranya agar tidak merugikan orang lain. (www.motorplus-online.com)