Yamaha Jupiter MP5 Dan MP6 Juara Dengan Rider Berat 31 Kg

By Rabu, 28 Oktober 2015 | 20:52
Grid Networks Pembalap mungil asal Pati dari tim Gunung Mas Mg Barokah SKSB Herjun AF ini memang cukup menarik perhatian saat gelaran road race yang digelar beberapa minggu kemarin di Blora. Cukup mengesankan bertanding di kelas MP5 dan MP6 yang merupakan kelas pe
Pembalap mungil asal Pati dari tim Gunung Mas Mg Barokah SKSB Herjun AF ini memang cukup menarik perhatian saat gelaran road race yang digelar beberapa minggu kemarin di Blora. Cukup mengesankan bertanding di kelas MP5 dan MP6 yang merupakan kelas pe

Grid Networks

Pembalap mungil asal Pati dari tim Gunung Mas Mg Barokah SKSB Herjun AF ini memang cukup menarik perhatian saat gelaran road race yang digelar beberapa minggu kemarin di Blora. Cukup mengesankan bertanding di kelas MP5 dan MP6 yang merupakan kelas pembibitan, menjadi tercepat. Yamaha Jupiter MP5 dan MP6 juara dengan rider berat 31 kg dengan kualitas yang cukup mumpuni.

“Belum ada setahun Herjun fokus main road race, tapi progressnya sudah cukup kelihatan,”beber Agok Atmojo yang merupakan manajer dari Herjun. Menurutnya sudah ada tim-tim mapan yang tertarik menggunakan jasanya.

Kemampuan bocah yang bikinYamaha Jupiter MP5 dan MP6 juara dengan latihan yang dilakukannya di seputaran stadion Joyokusumo, Pati. Mental bertarungnya juga sudah semakin terasah melalui event-event lokal maupun nasional yang sering diikutinya. “Meskipun belum setahun balapan Herjun selalu kita ikutkan balapan yang mempunyai kualitas seperti motoprix dan YCR,”tambah Agok

Yamaha Jupiter MP5 dan MP6 juara dengan rider berat 31 kg ditorehkan Herjun tidak terlepas dari campur tangan sang mekanik yang tidak lain adalah pamannya sendiri Giono, Dari kejeliannya membaca setingan motor power maksimal dari motor mampu dikeluarkannya. Apa saja ubahan yang dilakukannya pada motor pacuan MP5 dan MP6 nya, berikut penuturannya.

Mesin

Sektor mesin menjadi bagian yang layak untuk di upgrade demi mengejar tenaga motor. Ubahan yang dilakukannya pada mesin diawali dengan pemakaian piston Kawahara diameter 52 mm. “Di kelas ini mengharuskan pemakaian diameter piston standar, tapi kita bebas mengganti pistonnya asalkan diameter sama,”jelas Giono.

Kompresi

Dengan pemakaian piston Forged yang model jenong menyebabkan ruang bakar menjadi lebih mampat akibatnya kompresi bisa menjadi naik. “Selain pemakaian piston model jenong papas head setebal 0,5 mm dilakukan sehingga didapatkan kompresi sebesar 12,5 bar,”jelas sang mekanik.