Jurus Yamaha Mio Drag 7,8 Detik

By Sabtu, 02 Januari 2016 | 14:48
Grid Networks Yamaha Mio gacoan tim SJRT Uye-Uye asal Kediri, Jawa Timur ini, sanggup menorehkan waktu 7,8 detik di trek lurus 201 meter. Bermain di kelas Matic 200 cc, skubek garputala keluaran 2009 ini sempat menghantarkan pembalapnya,
Yamaha Mio gacoan tim SJRT Uye-Uye asal Kediri, Jawa Timur ini, sanggup menorehkan waktu 7,8 detik di trek lurus 201 meter. Bermain di kelas Matic 200 cc, skubek garputala keluaran 2009 ini sempat menghantarkan pembalapnya,

Grid Networks

Yamaha Mio gacoan tim SJRT Uye-Uye asal Kediri, Jawa Timur ini, sanggup menorehkan waktu 7,8 detik di trek lurus 201 meter. Bermain di kelas Matic 200 cc, skubek garputala keluaran 2009 ini sempat menghantarkan pembalapnya, Ricko Bochel dan Adi S. Tuyul, jadi jawara beberapa waktu lalu. Jadi penasaran dengan jurus Yamaha Mio drag 7,8 detik ini.

Jurus Yamaha Mio drag 7,8 detik ini tidak lepas darikarakter mesin kilikan Rizky ‘bendol’ Faridianto yang sengaja diset dahsyat di putaran atas. Untuk dapat karakter tenaga seperti itu, kuncinya ada di bagian head silinder. “Suplai bahan bakar harus bisa mencukup di rpm atas agar powernya maksimal,” terang mekanik asal Kediri, Jawa Timur ini.

KOMPRESI

Guna mengejar akselerasi cepat, jurus utama Yamaha Mio drag 7,8 detik adalah bikinkompresi tinggi yang mencapai 13,2 : 1. Tujuannya supaya putaran mesin bisa naik dengan cepat, namun torsi bawah gak kedodoran. “Rasio kompresi segitu didapat lewat pemakaian piston Kawahara berdiameter 66 mm yang profilnya agak jenong. Posisi pemasangannya dibikin mendem sekitar 1,2 mm dari bibir liner saat di TMA,” kata Bendol dan itu merupakan ukuran ideal untuk matic 200 cc.

KEM & KLEP

Mengimbangi portingan saluran masuk dan buang yang digedein, durasi kem juga dimainkan. Bagian in dibikin jadi 273°, sedangkan ex-nya 272°. “Dipadukan klep berlabel EE ukuran 29/24 mm (in/ex),” tambah pria yang ngakunya tipikal pecinta istri.

CVT

Supaya tarikan bawah bisa cepat, sektor CVT turut diupgrade. Bobot roller oleh mekanik asal desa Pagu, Kediri ini diganti 7 gram rata keluaran Kawahara. “Sengaja pakai yang ringan agar putaran roda belakang bisa cepat saat start,” terang pria yang juga hobby main burung. Eittss.., asal jangan burung sendiri ya bro, hahaha…!