Final HRC beberapa waktu lalu sempat jadi momen mengesankan bagi tim Honda GCX. Pasalnya, Honda Blade besutan Diaz Kumoro Jati akhirnya pecah telor setelah sekian lama riset bebek injeksi. Honda Blade 125 FI HRC 2 pecah telor raih podium , meski cuma kedua dalam Final HRC kelas HRC 2 (Bebek tune up 125 cc seeded) di Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Setelah berjibaku selama beberapa lap, Diaz berhasil keluar dari rombongan baris kedua, dan melesat di belakang pacuan terdepan. Akhirnya, Honda Blade 125 FI HRC 2 pecah telor raih podium.
“Sebenarnya, Diaz punya peluang mengejar posisi satu kalau dipaksakan. Tapi, tidak dilakukan karena baru race pertama. Sayang mesin, takut kenapa-napa,” ucap Geol, mekanik dari Jl. Kayumanis 03, Matraman, Jakarta Timur.
Yuk, bedah korekan Honda Blade 125 FI HRC 2 pecah telor raih podium ini!
SILINDER & KOMPRESI. Untuk memaksimalkan power dan torsi, kapasitas silinder dibikin mentok regulasi (130 cc). Caranya, piston diganti pakai diameter 53,5 mm keluaran Daytona. Terhitung jadi 130,09 cc. Rasio kompresi pun turut dinaikkan di angka 12,9 : 1 buat nenggak Pertamax Plus. Itu didapat ketika bibir piston mendem 0,5 mm dari bibir liner saat di TMA, plus ubahan di head.
HEAD. Buat mengail flow deras dan cepat ke ruang bakar dan pembuangan gas sisa lebih lancar, inlet dan exhaust port digedein dan dibikin terarah. Lalu, klep diganti lebih gede, klep in pakai ukuran 28,5 mm, sedang ex-nya 23,5 mm.
NOKEN AS. Durasi kem dirancang ulang jadi 280°, baik in maupun out. LSA-nya dibikin 106°. “Rinciannya, klep in membuka 34° sebelum TMA dan menutup di 66° setelah TMB. Sedang klep ex membuka 66° sebelum TMB dan menutup 36° setelah TMA,” papar mekanik yang baru aja jadi pengantin ini. Cuiittt..cuiitt..!
THROTTLE BODY & ECU. Biar aliran udara lebih deras masuk ke ruang bakar, throttle body (TB) comot punya Honda CB150R yang punya venturi 30 mm. Termasuk injektornya yang punya debit 140 cc/ menit.
“Di ujung TB dipasang velocity stack custom sendiri, agar aliran udara lebih terarah. Trus, buat menyesuaikan debit bahan bakar, ECU diganti pakai keluaran Daytona. Fuelnya di-mapping sampai dapat AFR 12,4 : 1,” jelas Geol yang suka senyum-senyum sendiri. Lho?
RASIO. Demi melahap trek Kemayoran yang cenderung patah-patah, Geol atur ulang rasio transmisinya. Gigi I pakai perbandingan 14/33, gigi II = 19/31, gigi III = 19/25, dan gigi IV = 24/26. Sementara final gearnya diset 14/48 (depan/belakang). (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Knalpot : DOS Muffler
ECU : Daytona
Sok belakang : Kayaba Zeto
Sok depan : Kayaba
Piston : Daytona