Setelah Ducati GP pasang winglet, giliran Yamaha YZR-M1 yang dipakai Jorge Lorenzo pakai kumis lele. Nah, www.motorplus-online.com membedak efek teknis yang sepertinya dirahasiakan desainer aerodinamika Ducati GP dan Yamaha YZR-M1. Berdasarkan teori aerodinamika yang ada di pesawat sebenarnya winglet di motor MotoGP bisa menghemat 1,5 liter bahan bakar. Lah, kok bisa?
Sebelum ngomong jauh kenapa winglet di motor MotoGP bisa menghemat 1,5 liter bahan bakar ayo buka teori aerodinamika pesawat. Winglet diambil dari teori aerdinamika yang lebih dulu diaplikasi di kapal terbang.
Winglet adalah sayap kecil atau sayap tambahan yang didesain melengkung ke atas pada ujung sayap utama pesawat. Berdasarkan penelitian, winglet pada ujung sayap pesawat terbang berpengaruh langsung terhadap efisiensi aerodinamika.
Nilai efisiensi aerodinamika yang semakin besar akan mengurangi konsumsi bahan bakar. Selanjutnya akan menambah jarak jangkau yang mampu ditempuh pesawat terbang dengan tangki bahan bakar terisi penuh.
Dilakukan penelitian pada pesawat tanker KC 135A Amerika. Hasilnya winglet tambahan itu mampu menambah jarak jangkau pesawat sekitar 7% pada kecepatan jelajah. Riset winglet yang dinilai sukses ini menjadikan pesawat-pesawat generasi terbaru dilengkapi winglet. Contoh pesawat yang memakai winglet yaitu Boeing 737-700, Boeing-737-800 dan Boeing 737-900ER. Bahkan beberapa pesawat terbang yang asalnya tidak dilengkapi winglet, merasa perlu ditambah fitur tersebut.
Itu semua demi mengejar efisiensi penggunaan bahan bakar sehingga biaya operasional bisa dipangkas sebesar mungkin. Lalu apa hubungannya dengan winglet di Ducati? Bisa jadi untuk efisiensi bahan bakar juga. Sebab sebagaimana kita tahu, Ducati sangat boros bahan bakar.
Menurut Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, “winglet menambah tekanan roda depan. “Supaya lebih menapak ke aspal. Jadi, winglet berfungsi juga untuk anti-wheelie,” jelas Gigi yang khusus didatangkan dari Aprilia untuk mengembangkan Ducati MotoGP.
Benang merahnya jadi jelas, kan. Winglet untuk membantu aerodinamis pada kecepatan tinggi. Supaya roda depan tidak terangkat dan menapak ke aspal lebih sempurna. Power motor tersalur penuh karena roda depan tidak wheelie. Mampu mencapai top speed yang lebih tinggi. Dari seri 1 MotoGP 2016 di Qatar lalu, kecepatan Ducati sanggup 345 km/jam. Lebih tinggi dibanding kompetitornya.
Ini juga yang membuat bahan bakar lebih efisien. Cocok dengan karakter mesin Ducati yang haus bahan bakar. Secara teori hasil penelitian di pesawat, mampu menghemat bahan bakar 7%. Jika bahan bakar di MotoGP maksimal 22 liter, penggunaan winglet, bahan bakar lebih hemat 1,5 liter. Ini menambah kemampuan motor mengelilingi sirkuit lebih dari 2 putaran di Qatar daru jumlah total lap yang harus dilewati motor. (www.motorplus-online.com)