Yamaha Jupiter Z Tampil imprensif di depan publiknya sendiri saat menggoyang lintasan Test Drive Techno Mart, Karawang, Jawa Barat dikelas MP3 (Bebek Tune up 125 cc Pemula) pada event road race beberapa waktu lalu, mengantarkan Rio Adrian sabet tahta tertinggi. Lokal hero Karawang ber nomor start 65 ini begitu perkasa diatas Yamaha Jupiter Z keluaran tahun 2008.
Tidak hanya itu, pada event road race di lintasan Brigif Cimahi dan Bukit Peusar, Tasikmalaya beberapa waktu lalu juga menjadi saksi keperkasaan Yamaha Jupiter Z Rio meraih juara di kelas MP3. Setidaknya, pembalap yang bernaung dibawah asuhan 549 Fast Performance Arya 117 asal Cikeas, Bogor ini buktikan kesiapannya menghadapi Kejurda road race Jabar.
“Meski baru pertama kali turun diajang road race dan Kejurda tahun ini, namun persiapan tim sudah maksimal. Hasil riset mesin memuaskan dan karakternya sesuai dengan pembalap,” bilang Subhan Al Gazalli sang owner tim. Yuk, langsung kita kupas ubahan yang dilakukan oleh Syafaruddin sang mekanik, kiliker Yamaha Jupiter Z tim 549 Fast Performance Arya 117.
SILINDER.
Guna memaksimalkan turun dikelas MP3, piston standar digusur milik Kawahara diameter 55,25 mm. Pastinya, piston ini sudah mengaplikasi teknologi forging dan memiliki dome yang tinggi. Dengan begini kapasitas mesin membengkak jadi 129,3 cc.
Guna mengimbangi gebukan piston diamter 55,25 mm untuk memukul ruang bakar, kompresi mesin dibikin tinggi untuk menghasilkan power dan torsi gede. “Kompresi kita atur di angka 12,4 bar,” bilang Acos panggilan beken sang mekanik.
HEAD.
Untuk mengimbangi silinder yang sudah membengkak, klep bawaan digusur milik Kawahara. Klep in menggunakan ukuran 26 mm dan klep ex menggunakan ukuran 23 mm. Dilanjut dengan mengubah durasi kem yang kini menjadi 273 derajat untuk in nya dan 273 derajat untuk ex.
“Untuk rincian klep in membuka 37 derajat sebelum TMA dan menutup 62 derajat setalah TMB. Sedangkan ex nya membuka di 58 derajat sebelum TMB dan menutup 35 setelah TMA,” beber Acos yang menaikan lift kem nya diangka 9,8 mm.
KARBURATOR.
Biar suhu dimesin tidak terlalu tinggi, butuh pendinginan ekstra. Namanya juga bahan bakar, selain sebagai pembakaran, juga berfungsi untuk pendingin. Makanya, spuyernya mengaplikasi pilot jet 38 dan main jet 120.
“Setingan rada dibikin kering. Maklum, kondisi lintasan saat itu basah. Namun, kombinasi ini dirasa cocok dengan pemasangan karburator yang kini mengaplikasi kepunyaan UMA Racing 24 mm,” ujar mekanik kelahihar Makasar ini.
RASIO TRANSMISI.
Untuk memaksimalkan performa, rasio girbox diatur ulang. Rinciannya, gigi I diset 13/33. Gigi II diset 18/31. “Gigi III masih mengandalkan bawaannya. Sedangkan gigi IV diset 21/24,” tutup mekanik ramah ini.
Data Modifikasi
Ban depan : IRC
Ban belakang : IRC
Knalpot : Kawahara
Sok belakang : Kawahara
CDI : Rextor (www.motorplus-online.com)