Masih kata M. Abidin, zaman dulu kerapatan antar komponen mesin masih agak longgar, sehingga masih ada pemuaian yang cukup tinggi. “Makanya oli-oli mesin zaman dulu menggunakan spek SAE yang lebih kental,” imbuh GM After Sales Service Division & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Berbeda dengan Honda yang lebih dulu mengaplikasi oli dengan SAE encer, yakni 10W-30. “Sebenarnya, dengan teknologi mesin yang semakin tinggi, tingkat kepresisian pembuatan part akan semakin baik dari sisi toleransinya.
Itu juga yang menyebabkan mesin-mesin terbaru dari Honda dapat menggunakan oli yang encer dengan SAE 10W-30. Sehingga oli tersebut dapat menyebar masuk ke tempat yang sempit sekalipun,” bilang Wedijanto Widarso, GM Technical Service Division PT Astra Honda Motor. (www.motorplus-online.com)