Mungkin bakal muncul pertanyaan, kenapa harus memodifikasi T100 menjadi café racer? Sementara, Thruxton dari lahirnya sudah dipasarkan bergaya café racer. Jawabannya ternyata sederhana, “Ini sebagai pelampiasan sisi kreatifitas modifikasi, membuat tunggangannya memiliki desain personal, sesuai dengan karakter rider, bukan mainstream seperti Thruxton,” tambah Lucky Hermawan, sapaan akrabnya.
Ciri khas dari café racer klasik juga ditegaskan dengan penggunaan handlebar custom, lengkap dengan kaca spion yang dari sananya sudah terpasang di masing-masing ujungnya. “Ini langsung didatangkan dari Amerika,” tukas Donny Ariyanto sang modifikator yang bengkelnya ngendon di Jl. Gapura Menteng Asri No.4, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan ini.
Kenapa tidak pakai gaya clip handle bar, sob? Bukannya lebih mudah dan murah? Doi mengatakan alasannya adalah untuk menghadirkan ciri café racer klasik, seperti yang dilakukan modifikator 1960-an, juga membedakan antara Bonneville dengan Thruxton. (www.motorplus-online.com)