“Maksimal sekitar 13,8° atau 13,5° masih oke lah. Itu pun kalau pakai belt baru, tarikan motor tidak bisa langsung enak. Beltnya mesti inreyen dulu sekitar 10 ribu km, agar menyesuaikan oprekan puli. Atau bisa juga pakai belt yang sudah dipakai sejauh itu, karena biasanya sudah agak melar, lebih sip dari segi akselerasi,” sahut Mukhtar Yusuf, punggawa U73 Racing di Jl. Radar Auri Gg. Swadaya 1 No. 12, Cimanggis, Depok.
Tak cuma itu, ketika ingin mengganti belt aftermarket, harus dipastikan dulu apakah spesifikasinya memang diperuntukkan untuk skubek sobat atau tidak. Sebab jika tidak, akan berdampak pada akselerasi motor. Misal, jika ternyata belt yang ditebus agak pendek, “Ini akan membuat napas mesin jadi pendek atau singkat. Karena putaran belt jadi tidak bisa naik maksimal,” terang Ute, sapaan akrab Mukhtar Yusuf.
So, jangan sampai salah ya sob! (www.motorplus-online.com)