Biar putaran mesin cepat naiknya dan torsi di putaran bawah terbantu, kompresi dibikin padat. Saat diukur pakai compression gauge, tekanan kompresi mencapai 13,5 bar. Itu didapatkan setelah dilakukan pemapasan kepala silinder sebanyak 1,5 mm, dan mendesain ulang ruang bakar.
“Sudut squish-nya dibentuk ulang untuk mendapatkan aliran bahan bakar yang homogen, dengan kemiringan 14° dan lebar 8 mm,” terang Wawan.
Sistem bahan bakar juga dioptimalkan dengan memakai karburator Keihin PWK Air Strike, berdiameter venturi 38. “Kelebihan karbu ini, mampu mengarahkan udara langsung menuju nosel utama, untuk membangkitkan sinyal dan respon gas,” ujarnya.
Supaya menghasilkan pembakaran sempurna dan stabil, peranti pengapian standar diganti pakai punya Yamaha YZ125. “Mulai dari sepul pengapian sampai koil, pakai punya YZ125. Sedangkan busi andalkan merek NGK BR8EGP,” beber mekanik berbadan irit ini. (www.motorplus-online.com)