Dena Pradana kini lebih percaya diri jalan-jalan pake motor dinas. Lho ko kendaraan dinas dipake jalan-jalan bro? Tenang, ternyata kendaraan dinas yang dimaksud Dena itu, motor yang semula digunakan sebagai kendaraan dinas TNI. "Iya kang ini awalnya motor dinas, saya beli melalui lelang," ujar Dena. Oo ternyata bekas dinas. Kini motor dinas berwujud Honda GL 100 ini telah dimodifikasi yang bikin makin pede si penunggangnya.
Motor dinas kini telah berubah wujud. Bodi telah mengalami banyak perubahan. Tangki custom dengan dimensi yang besar sedikit membulat khas cafe racer. Diapadukan dengan stang jepit custom yang menempel pada sok depan Yamaha Byson. Bagian buritan sedikit melenceng dari konsep cafe racer. Dena lebih pede dengan buntut pendek sedikit meruncing yang ditutup cover berbahan plat. Nampak seperti jok tetapi sebenarnya plat. Karena Dena ingin jalan-jalan seorang diri maka jok pin harus single seater.
Agar tampilan terlihat kekar, rangka tubular yang knock down mnyesuaikan dengan dimensi tangki. Agar atas bawah seimbang, airscoop custom menghiasi bawah mesin sampai ke arm belakang. Tentunya arm pun tidak mungkin menggunakan bawaan pabrik. Sebagai penggantinya arm custom dikombinasikan dengan monoshock Ninja 150. Hanya saja tidak menggunakan unitrack, tetapi langsung pada dudukan yang berada di arm.
Karena telah mengaplikasi pelek racing dan ban tapak lebar, performa mesin harus ditingkatkan. Maka piston Tiger dijejalkn pada sylinder GL 100 lansiran 1985 ini. Untuk mengimbangi asupan bahan bakar, main jet dan pilot jet pada karbu standar disesuaikan. Dan pelepas gas buang racing custom tersimpan di dalam airscoop. Blar..blar...(www.motorplus-online.com)