Ini klarifikasi pihak ARRC (Asia Road Racing Championship) terkait perbedaan hukuman pembalap Indonesia dan Malaysia yang bertindak agresif ketika balap.
Seperti yang sudah diketahui bersama, pada seri penutup Asia Road Racing Championship (ARRC) 2016, yang berlangsung di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pembalap asal Indonesia yang berlaga di kelas AP 250 terkena sangsi akibat terlalu agresif saat jalannya balap.
Hal ini, terulang kembali kepada pembalap Malaysia saat berlaga di kelas UB 150 di seri pertama ARRC yang diselenggarakan di Johor, Malaysia, Minggu lalu (2/4). (Baca juga : Memukul Saat Balapan Pembalap Ini Kena Skorsing)
Namun, banyak perdebatan diluar sana terkait perbedaan sangsi yang dijatuhkan antara pembalap Indonesia dan pembalap Malaysia.
Oleh karena itu, secara resmi pihak penyelenggara ARRC mengklarifikasinya lewat email tentang perbedaan hukuman yang terjadi karena berbedanya pihak yang menjatuhkan sanksi.
Sanksi Affendi Rosli dijatuhkan oleh ARRC Race Direction, yang terdiri dari Rosland Kamaruddin selaku Race Director, Dyan Dilato sebagai Safety Officer dan S. Rohan yang menjadi Promoter Reprrsentative.
Sanksi tersebut, sangat terbatas dan berlaku dalam gelaran ARRC itu sendiri yang membuat Affendy Rosli hanya diskorsing satu seri pada gelaran ARRC Thailand.
Berbeda halnya dengan Syahrul Amin, dirinya dijatuhi sangsi oleh FIM Asia Jury. Otoritas FIM Asia, melampaui kejuaraan ARRC.
Makanya, sangsi Syahrul Amin bisa lebih besar yaitu dilarang membalap pada kejuaraan Nasional dan Asia. (www.motorplus-online.com)