Sistem kelistrikan di motor memiliki dua jenis, yakni sistem AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current).
Nah, sistem kelistrikan lampu, terutama lampu depan, juga terbagi jadi AC dan DC.
Pada motor yang lampu depannya sistem AC, ciri-cirinya lampu depan baru akan menyala saat mesin sudah hidup.
Sumber arus kelistrikan motor AC diambil dari sepul yang dikontrol oleh regulator rectifier atau kiprok.
(BACA JUGA: Kumpulan Foto Pelat Nomor Motor untuk Mudik Diganti Kalimat Lucu)
Kekurangan sistem kelistrikan lampu depan model AC, saat mesin idle atau langsam, cahaya lampunya cenderung redup. Baru akan terang setelah putaran mesin naik di atas 2.000 rpm.
Itu karena sumber tegangannya dari sepul yang sangat tergantung dengan putaran mesin.
Selain itu, pada sistem ini bohlam lampu depan tidak bisa diganti pakai jenis lain kayak Xenon HID atau LED. Sepul yang digunakan sistemnya halfwave.
Motor-motor di Tanah Air yang pakai sistem kelistrikan lampu depan AC, umumnya yang berkapasitas kecil seperti Yamaha Mio series, Xeon, Jupiter MX, V-ixion, Honda BeAT, Scoopy, CB 150R, Suzuki Satria F-150 karbu dan sebagainya.
Namun ada juga yang sudah mengusung sistem DC kayak Honda Vario 150, PCX 150, Yamaha NMAX, Suzuki Satria F-150 Fi dan lain sebagainya.
Cirinya gampang saja sob untuk tahu motor tersebut sistem lampu depannya DC atau bukan.
Lihat saja lampu depannya pakai bohlam biasa atau LED (Light Emitting Diode).
Kalau pakai LED, bisa dipastikan sistem kelistrikan lampu depannya DC, yang mengandalkan arus langsung dari aki. Karena lampu jenis ini (LED), membutuhkan suplai listrik yang stabil.
Pada sistem kelistrikan DC, biasanya butuh arus pengisian yang besar, agar aki tidak mudah tekor.
“Selain itu, kapasitas aki juga umumnya lebih gede dari motor sistem AC,” tukas Tomy Huang, ahli kelistrikan dari Bintang Racing Team-BRT.
Nah, untuk memenuhi itu, sistem sepulnya sudah pasti pakai yang fullwave. (www.motorplus-online.com)