Suatu hari, Pahrin Syahroji datang ke bengkel Surya Sakti Kencana Motor Sport (SSK) untuk periksakan kondisi Kawasaki New Ninja 250 FI 2014 miliknya, yang mesinnya mati.
“Langsam motor normal, tetapi ketika digas langsung mati mesinnya,” tutur Pahrin kebingungnan pada mekanik SSK.
Maka, masuk lah tuh motor ke ruang servis dan satu per satu ditelusuri.
Mulai throttle body (TB) sampai ganti busi pun, tetap tidak memberikan solusi.
(BACA JUGA : Tiga Model Modifikasi Throttle Body)
“Waktu dicek, busi selalu basah dan elektroda hitam pekat,” ujar Koh Ong, punggawa SSK. Semua bagian pun coba dibersihkan, lalu dianalisa pakai Kawasaki Diagnostic Tools (KDS). Tapi, tidak terdeteksi adanya malfungsi.
Kecurigaan pun muncul pada Throttle Position Sensor (TPS) yang berada di sisi kanan TB.
Komponen ini bertugas mengatur semprotan bahan bakar oleh injektor ke ruang bakar sesuai bukaan katup kupu-kupu di TB.
Yakni dengan mengatur tahanan (ohm) di sistem injeksi menuju ECU.
Memang sih komponen tersebut jarang terjadi kerusakan.
Tapi, namanya part bikinan manusia, tidak ada yang sempurna dan abadi.
Saat dilakukan pengukuran tahanan (ohm) pakai multitester di kaki sensor, seharusnya kondisi normal saat posisi gas tertutup atau langsam terbaca 4,69 kilo ohm (kΩ).
Sedang saat gas terbuka penuh, tahanannya 1,66 kilo Ohm (kΩ).
Nah, rupanya kerusakan terjadi saat gas kembali ke posisi menutup.
Tahanan yang terbaca tidak kembali ke posisi awal, melainkan tetap pada 1,66 kΩ.
”Ini masalahnya, saat gas tertutup tetapi bacaan TPS tetap open throttle. Sehingga semprotan bakan bakar tetap deras di injektor. Bikin busi jadi cepat mati karena kebasahan,” tukas pemilik bengkel spesialis Ninja 250 di Jl. Raya Pekayo No. 132, Bekasi Selatan ini.
Memperbaikinya, lanjut Koh Ong, tidak bisa hanya ganti TPS-nya saja.
“Harus tebus satu set dengan throttle bodynya. Karena sudah menjadi satu kesatuan,” tutup pria yang bisa diajak konsultasi di nomor 0838-7289-7012 ini. (www.motorplus-online.com)