Cukup banyak part dari mobil yang bisa diaplikasikan ke motor.
Salah satunya adalah bagian kelistrikan, mulai dari klakson, lampu hingga charger ponsel, bisa dicomot untuk penggunaan sepeda motor.
Namun, part tersebut tentu tidak bisa asal pasang.
Tentu karena adanya perbedaan spesfikasi kelistrikan antara mobil dan sepeda motor.
Biar gak bingung, langsung aja disimak nih.
(BACA JUGA : Klakson Mobil Hella Luncurkan Tiga Produk Untuk Motor)
Buat sebagian biker, klakson standar bawaan pabrik, suaranya dirasa kurang nyaring atau tergolong aneh.
Makanya, tak sedikit yang melirik klakson aftermarket atau comot dari kepunyaan mobil.
“Memang banyak orang yang suka pasang klakson mobil di motor, demi cari suaranya saja. Tapi, justru perilaku tersebut salah,” buka Vincent Lo, selaku distributor klakson Hella di Indonesia.
“Coba bayangkan saja klakson motor itu cuma sekitar 3-7 ampere saja. Sementara di mobil minimal sekitar 35 ampere. Dari situ sudah beda jauh kan,” lanjutnya.
Karena perbedaan ampere yang cukup jauh tersebut pemasangan klakson mobil membutuhkan relay agar setrumnya terangkat.
“Tapi yang ada tentu saja aki nanti bakal cepat tekor. Setrumnya jadi cepat hilang karena mau pasang klakson mobil,” terangnya.
Saat ini beberapa pabrikan memang sudah menyediakan port untuk charger ponsel untuk pengendara.
Tapi, bagaimana buat yang belum tersedia?
Maka charger ponsel aftermarket jadi pilihan.
“Pemasangannya sih gampang, tergantung mau pasang di mana. Kabelnya bisa dicolok ke kutub di aki atau mau dipasang ke ACC kontak. Jadi ketika kontak on, charger bisa langsung menyala,” bilang Wahyu pedagang variasi yang biasa mangkal di sekitar Taman Segitiga, Jakarta Utara.
Namun, jika motor yang dipasangkan tergolong baru beli dari dealer, maka harus memperhatikan garansinya.
Pasalnya, pemasangan charger motor ini hitungannya mengubah spesfikasi bawaan pabrik.
“Sebetulnya pemasangan ini aman-aman saja buat kelistrikan. Tapi, kalau ambil listriknya dari jalur kunci kontak, maka bagian itu pasti hangus garansinya. Karena variasi tersebut di luar bawaan pabrik, jadi tidak bisa diklaim,” terang Tanto, mekanik Yamaha Halilintar di Jl. Warakas I Raya, Jakarta Utara.
LAMPU PROJECTOR ATAU HID
Buat yang doyan jalan jauh atau turing, biasanya Pasang lampu tambahan berupa lampu sorot atau HID.
Gunanya agar pencahayaan lebih terang ketimbang lampu standar bawaan pabrikan.
Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan kalau ingin memasang lampu sorot atau HID punya mobil.
Perhatikan dulu daya lampunya.
Kalau terlalu besar, sebaiknya urungkan.
“Karena akan banyak menyedot setrum dari aki. Namun jika dayanya masih dalam batas toleransi, perhatikan sistem kelistrikan di motor sobat, minimal harus sudah DC. Kalau tidak, aki pasti bakalan tekor,” bilang Andrew dari MX Modification, spesialis kelistrikan di kawasan Perumahan Pasadena, Cengkareng, Jakarta Barat.
Sebab, lanjut Andre, lampu HID atau proyektor mobil bakal menyerap tegangan pengisian cukup banyak.
Jadi kalau arusnya lari ke lampu semua, maka aki gak bakal bisa ngisi secara optimal.
“Kalau sistem kelistrikan motornya masih AC dan mau diubah jadi DC, harus custom spul dan ganti kiprok DC,” tukasnya. (www.motorplus-online.com)