Dalam dunia per-bus-an, ada istilah SHD yang artinya Single High Deck.
Aplikasi bodi model ini, bisa diadaptasi untuk sasis bus dengan model standar macam Hino R260, maupun sasis premium space frame seperti Scania K380 dan Volvo B12R.
Nah, Wory Ransindustrianto, pengusaha bus Duane Putra yang tergolong manusia banyak maunya.
Coba terapkan konsep SHD pada modifikasi Honda Vario 110 miliknya.
(BACA JUGA : Truk Tanah Sedang Minta Tumbal 15 Nyawa Pemotor, Tapi Baru Dapat 2 Nyawa)
Konstruksi sasis dibuat besar layaknya bus SHD, namun didorong mesin mungil 110 bawaan Vario.
Penasaran kan ubahannya kayak apa? Mari kita KIR, eh, tengok detail ubahannya.
1. SOK DEPAN.
Mekanisme ajrutan depan dibuat radikal.
Caranya aplikasi suspensi model mono fork rigid.
Kemudian dijejali pelek mobil berbalut ban Michelin ukuran 190/50-17.
(BACA JUGA : Maverick Vinales Kok Mulai Nyerah Setelah Balap di MotoGP Austria)
“Paling rumit pada komstrir. Soalnya harus bekerja baik dan fungsional. Karena beban paling berat bertumpu di sini, juga lantaran pakai pelek mobil. Makanya, pakai laher komstir dari alat berat as bucket eskavator Komatsu,” papar Andika dari Bree Custom from Oslo alias Solo, Jawa Tengah.
2. SOK BELAKANG.
Menganut konsep transexual, sistem suspensi belakang digarap dengan konstruksi unik.
Andika comot monoshock Yamaha Jupiter MX 135 LC, yang diletakan pada bagian depan mesin.
Olahan ini dirangkai dengan menggunakan swing arm baru dengan konstruksi rumit, yaikni menggunakan batang penyeimbang dengan sistem pro link.
Ini bertujuan menyumbang estetika nyentrik, guna mendukung tampilan.
Untuk peleknya, juga comot dari mobil, yang kemudian dilapis ban Shinko ukuran 300/35-18. Weww.. lebar amir!
3. SASIS.
Sektor ini dipermak total memakai material pipa ¾ inci, sebagai konstruksi utama alias main frame.
Mulai dari komstir, rangka di bawah tangki, down tube hingga engine mounting.
“Penguatnya pakai pelat 3 mm pada beberapa sudut. Konstruksi sasis bikinan ini sudah dibuktikan kuat dibawa riding, sekaligus show off dari sisi visual,” papar builder yang comot desain lengan ayun Triumph ini.
4. TRANSFER GIR.
Komponen CVT masih bawaan pabrik. Namun karena mesin diletakkan di antara rangka dari swing arm.
Agar roda belakang bisa muter, dibuat mekanisme transfer gir.
Caranya, as roda belakang dipasang gir 36 mata.
Dihubungkan rantai ke satu gir lagi bermata 56 di bawahnya dan diposisikan di as swing arm sebelah kanan.
As swing arm ini akan memutar gir lagi di sisi kirinya, yang kemudian ditransfer ke gir di roda belakang.
Mirip mekanisme transmisi matik pada bus hitech masa kini.
5. BODI.
Desain mengacu pada konsep Street Fighter.
Seperti olahan tangki besar sayap, termasuk bodi di bawah mesin yang membuat semplakan jadi terlihat padat.
Diperkeren lagi lewat olahan headlamp dan stoplamp bergaya sporti.
Finishingnya, digrafis tema Techno dari cat Danagloss dan polired Sikkens.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michelin 190/50-17
Ban belakang : Shinko 300/35-18
Pelek depan : Mobil
Pelek belakang : Mobil dicustom
Sok depan : Handmade
Sok belakang : Jupiter MX
Swing arm : Custom
Footsteep : TAD
Knalpot : AHRS
BC : 0856-4219-2001 (www.motorplus-online.com)