Pada motor-motor injeksi seperti saat ini, aki merupakan part yang sangat vital.
Gimana enggak vital, kalau aki sampai tekor, bisa kelar idup loe!
Sobat pasti gak mau dong motor kesayangan tiba-tiba mogok di jalan akibat akinya tekor.
Kan repot kalau mogoknya di daerah yang jauh dari bengkel atau toko spare part.
Makanya, untuk memudahkan memantau kondisi aki, gak haram kok mengaplikasi indiktor tegangan aki alias volt meter.
(BACA JUGA : Tips Agar Aki Nano Gel Awet )
Karena indikator ini bisa menginformasikan kondisi tegangan aki secara real time.
Sekalipun kerusakan pada aki bisa terpantau lewat indikator check engine, yang memperlihatkan kode error.
Tapi, itu kan sudah keburu kejadian.
Kalau bisa terpantau sebelumnya, kan kita bisa dilakukan langkah penanganannya.
Namun untuk sobat yang belum memasang voltmeter, dan tak ingin mengalami aki bermasalah dalam perjalanan, ada baiknya lakukan pengecekan kondisi aki sebelum melakukan perjalanan jauh.
Cara deteksi paling mudah, saat kunci kontak dinyalakan, jika didapati lampu spidometer terlihat redup dan dinamo stater agak tersendat saat tombol stater di tekan, ada kemungkinan tegangan aki sudah lemah.
“Lazimnya sih jika tegangan aki sudah di bawah 12 volt, indikator check engine akan menyala dan ECU mengirimkan kode error di spidometer,” bilang Ari Sarwono, chief mekanik Yamaha Tabrani Jaya Motor di Bekasi, Jawa Barat.
Nah, untuk yang ingin memasang voltmeter, caranya gampang kok sob.
Umumnya hanya menyambungkan dua kabel, yaitu kabel positif dari voltmeter disambungkan keluaran setrum dari kunci kontak.
Sedang kabel negatif dari indikator dihubungkan ke massa di body atau negatif aki.
Oh iya, idealnya bila kondisi aki normal, saat mesin dalam keadaan off lama.
Tegangan aki terpantau minimal 12 volt.
Sedangkan, saat mesin hidup dan diblayer sampai putaran tinggi, tegangan aki tak boleh lebih dari 14,9 volt.
Nah, jika saat motor dinyalakan voltase aki turun atau tidak bertambah, ada baiknya cek ulang.
“Ada kemungkinan akinya sudah tidak dapat menyimpan arus dengan baik, atau perangkat kelistrikan lain seperti kiprok atau spul sudah lemah,” terang Ari. Sebaliknya jika voltase aki sampai lebih dari 14,9 volt, bisa dipastikan limiter kiprok sudah jebol. Kalau didiamkan (kiprok tidak segera diganti), akan membuat aki melendung alias buncit.
Supaya berkendara lebih aman dari aki tekor, perangkat kelistrikan juga wajib dijaga.
Seperti kelayakan kabel-kabel kelistrikan, hingga variasi tambahan yang membebankan aki, sebaiknya dicopot sementara. (www.motorplus-online.com)