Merasa kurang puas dengan tarikan GL 125 miliknya yang sudah tergolong lawas, Tom Abdurrahman memutuskan dongkrak peforma mesinnya.
Tapi, unik, “Iya, daripada bore up, mending sekalian cangkok blok dan head Tiger,” beber Dion Saputra, bos DS Graphics yang juga doyan oprek motor.
HEAD & BLOK SILINDER
Pakai satu set milik ‘Macan’, sob! Sudah sekaligus jeroan Macan yang sejak lahir sudah 200 cc.
Agar bisa nemplok di crank case milik GL 125, harus ada sedikit penyesuaian karena boring jauh berbeda.
Aslinya GL 125 pakai piston 56,5 mm, sedangkan Macan pakai piston ukuran 63,5 mm.
(BACA JUGA : Racing Tools Buat Korek Mesin)
Jadi, harus diperlebar supaya boring bisa masuk.
Kruk as milik Macan juga ikut ditanamkan.
Macan memiliki langkah 62,2 mm, sedangkan GL 125 masih 49,5 mm, sama seperti Honda Grand dan Supra 100. Jadi, harus sedikit ngakalin.
“Posisi bearing kruk as harus dilebarkan. Plus menyamakan panjang kruk as sebelah kiri milik Tiger, sesuai kayak punya GL 125. Soalnya, bedanya cukup jauh,” terang Dion yang bermarkas di Jl. Pedongkelan Raya No. 17, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.
RASIO 6 SPEED
Milik si Macan juga ikut nemplok, nih! Maklum bore dan stroke sudah pakai punya Macan, masa gigi masih 5 speed?
Hehe… Rincian rasionya, gigi 1 (14/34), gigi 2 (16/27), gigi 3 (25/32), gigi 4 (24/25), gigi 5 (31/28) dan gigi 6 (27/22).
“Hitungan rasio tidak begitu jauh berbeda, cuma beda di final gir serta perbandingan gir primer atau sekunder.
MAGNET & SPUL
Juga pakai punya Macan.
Untuk pemasangan, wajib bikin dudukan sepul ulang, agar bisa plug ke bak magnet asli GL 125.
Trus, bubut sisi dalam magnet biar nggak mentok crank case.
Tapi, yang harus diperhatikan, magnet tidak boleh bergesekan sama sekali ke sepul.
Kalau nyenggol dikit, mesin bakal susah hidup.
Makanya, kruk as harus benar-benar balance, gak boleh oleng.
Dion DS Graphics : 0812-8883-543 (www.motorplus-online.com)