Ini yang hampir pasti dialami mudikers.
Pantang mengeluh karena rugi dua kali.
Sudah kena macet, mental dan fisik terkuras.
Pikirkan sisi positif dari situasi ini.
”Semua ada di pikiran kita,” wanti Jeffrey Polnaja peturing dunia asal Bandung.
(BACA JUGA :Jeffrey Polnaja Selesaikan Turing Keliling Benua Australia)
Jika macetnya stag total, lebih baik mencari warung atau tempat istirahat yang enak dan tidak ikut berpartisipasi dalam dituasi macet ini.
Katakanlah macet adalah timing yang tepat untuk beristirahat.
Saat beristirahat itu juga brother bisa membaca keadaan macet itu, apakah macet total karena ada kecelakaan di depan (dalam beberapa menit atau jam, kemacetan akan berhenti), atau karena pasar tumpah atau rintangan alam (longsor, jembatan ambruk dll).
Dari situ bisa dianalisa berapa jam lagi kondisi normal akan terjadi.
Tunggangan juga harus dipersiapkan matang jika suatu saat terjebak kemacetan. Eko Julianto, mekanik Jakarta yang berkampung di Jogja membagi kiatnya. Kondisi mesin harus prima.
“Cek kondisi kopling dan setelan tuasnya. Jangan sampai motor tetap jalan saat kopling ditekan karena selain menguras stamina motor akan panas,” jelasnya.
Sebelum berangkat, ia menyarankan mengganti per kopling lebih dulu dengan produk orisinal.
Jika kekerasannya tak baik apalagi tak sama, kampas kopling tak membuka sempurna saat tuas ditekan.
Jadi, ada beberapa yang masih nempel pada pelatnya. Selain panas bergesekan rider juga sulit menetralkan gigi saat macet hingga bikin stres.
Periksa kondisi karburator agar mesin bisa langsam sempurna.
Dalam dituasi macet, mesin langsam sangat penting untuk mencegah rpm terlalu tinggi dalam keadaan tak bergerak.
“Awas overheat!” wantinya.
Untuk itu, mudikers wajib mengganti part kit karburator jika memang sudah tidak baik.
Mudikers juga harus jeli membaca tanda-tanda mesin overheat dengan gejala putarannya berat, berisik tenaga ngedrop.
Di kaki terasa sangat panas.
Sebelum berhenti mendadat karena macet piston atau lainnya, rider harus segera berhenti dan tak meneruskan perjalanan sampai mesin dingin kembali.
Memberi tambahan komponen seperti oil cooler juga lumayan membantu mengurangi kemungkinan overheat.
Memilih oli yang ideal tak kalah penting. Sebagai ilustrasi, suhu piston saat mesin panas berkisar antara 180 derajat sampai 349 derajat. Sedang di kruk as sekitar 100-185 derajat.
“Di sinilah peranan oli mendinginkan motor saat situasio macet. Untuk itu kita perlu memilih oli bermutu baik khususnya yang mengandung zat antioksi dan mengandung zat yang bisa melapisi komponen. Untuk motor-motor baru disarankan memilih yang encer semisal SAE 10W-40,” tambah Gugum, builder Gumz Custom. (www.motorplus-online.com)