Find Us On Social Media :

Produsen Pirelli Menjawab Kejadian Ledakan Ban di Dua Seri WSBK

By Ryan Tambun, Rabu, 5 Juli 2017 | 16:04 WIB

Akhirnya Pirelli telah menganalisis ledakan ban belakang yang baru-baru ini di alami oleh Jonathan Rea di World Superbike (WSBK) Donington Park dan Michael Van Der Mark dan Jordi Torres di WSBK Misano beberapa waktu lalu.

 

Hasil analisisnya meledaknya ban Pirelli di WSBK Misano 'tidak ada bukti' yang dapat menghubungkan masalah tersebut ke elemen tertentu pada ban.

Pirelli mempercayai adanya tekanan yang berlebihan pada ban karena suhu  trek dan lonjakan suhu yang tidak normal.

(BACA JUGA: Cara Menarik Dana Asuransi dari Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ))

Akhirnya, produsen ban asal Italia ini akan memasok dua kompon yang berbeda pada ban belakang di seri Laguna Seca.

Sekaligus pihak Pirelli mengingatkan ke semua tim untuk mengisi tekanan angin minimum dan penggunaan penghangat ban dengan benar.

Sebagai info, tekanan ban belakang minimum Pirelli yang dianjurkan adalah 1,65 BAR atau 23,9 PSI yang harus dicatat dari lap pertama balapan.

Direktur Pirelli Moto Sport yakni Giorgio Barbier merasa bahwa pabrikan agak tertahan oleh kurangnya data karena tidak semua tim menjalankan sensor untuk tekanan ban.

"Ini bagus untuk menyatakan bahwa ban ini adalah produk standar yang dapat dibeli secara reguler di pasaran dan bukan prototipe seperti yang digunakan oleh MotoGP. Kekuatan dan tingkat terknologi motor juga meningkat dengan cepat dibanding tahun lalu. Semakin tinggi tingkat kinerja ban meningkat, semakin banyak sensitivitas produk ke variabel eksternal terkecil, seperti peningkatan tekanan," ucap Barbier

"Kita juga harus menyebutkan fakta bahwa perkembangan produk belum berkembang dengan kecepatan yang sama seperti kemungkinan Pirelli untuk memantau bannya selama balapan. Dikejuaraan lain pabrikan ban mampu mengetahui secara real time tekanan karena setiap motor dilengkapi sensor tekanan," tambahnya.

Jadi, balapan WSBK tidak hanya mengadu motor produksi massal, tetapi ban pun juga bisa didapatkan secara umum oleh siapapun.

"Bagi kami, kontrol seperti saat ini tidak mungkin karena tidak setiap tim WSBK memiliki sensor tekanan di motornya. Tekanan bersama dengan pemanfaatan penghangat ban yang benar. Itu memiliki peran yang sangat penting untuk ban dengan tingkat teknologi yang sangat tinggi bekerja dengan baik," tutup Barbier. (www.motorplus-online.com)