Find Us On Social Media :

Cek Sistem Pengapian Pasca Turing Jauh

By Motorplus, Kamis, 13 Juli 2017 | 19:09 WIB

Salah satu penyebab mesin mogok atau susah hidup saat dingin, bisa dari sistem pengapian yang malfungsi atau tidak bekerja baik.

 Apalagi bila sampai tidak ada percikan api sama sekali di ruang bakar, atau apinya lemah syahwat.

Itu tandanya ada komponen pengapian yang kinerjanya mulai menurun.

“Soalnya, pengapian merupakan kunci performa motor bakar. Kalau terganggu sedikit saja, dijamin performa mesin bakal tidak bagus, bahkan jadi susah hidup atau modar,” bilang Heru Purwanto, mekanik Chicken Speed di Pulo Jahe, Jakarta Timur.

(BACA JUGA : Perawatan Kaki-Kaki Setelah Turing Jauh )

Nah, salah satu komponen pengapian yang wajib diperhatikan adalah busi.

Menurut Heru, massa pakai ideal busi itu sekitar 10.000 km.

Lebih dari itu, kinerjanya akan menurun.

Jadi, sebaiknya sobat ingat-ingat kapan terakhir ganti busi.

“Bila setelah jalan jauh, pemakaian busi sudah mencapai atau lebih dari 10.000 km, sebaiknya segera ganti baru bila tidak ingin mesin bermasalah,”” sarannya.

Tapi, jika ternyata percikan api pada busi baru masih saja lemah, coba periksa kemampuan loncatan api di kabel businya.

“Langkah ini untuk mengetahui apakah ada kemungkinan koilnya yang bermasalah atau tidak,” terang Heru lagi.

Caranya, lepas busi dan cop busi dari kabelnya, lalu dekatkan ujung kabel busi ke permukaan rangka atau mesin yang mengandung massa, kurang lebih sejauh 1–- 1,5 cm.

Kemudian coba slah kick starter-nya, sembari perhatikan ada loncatan api dari kabel busi tersebut atau tidak.

Kalau tidak ada loncatan apinya, agak dekatkan lagi ujung kabel busi ke massa di rangka atau mesin. 

“Dari sini akan ketahuan, bila loncatan api hanya ada ketika ujung kabel busi diposisikan lebih dekat ke massa, bukan tidak mungkin akibat kinerja koil mulai lemah. Untuk lebih memastikannya, periksa tahanan koilnya pakai multitester,” jelas Heru.

Mulai tahanan primer (antara kutub positif dengan kutub negatif koil) maupun sekundernya (kutup negatif koil dengan ujung kabel busi).

Kabel dari CDI ke koil dalam keadaan dilepas ya. 

Bila nilai tahanannya sesuai spesifikasi, tandanya koil masih bekerja baik dan kemungkinan yang bermasalah adalah komponen lain.

Misal sambungan kabel kurang kencang atau ada kerak di konektor atau soketnya dan sebagainya.

Tapi, bila tahanan koil di luar spesifikasi normal, bisa dipastikan koil tersebut rusak dan harus diganti baru. 

Oh iya, untuk pemeriksaan tahanan koil tersebut, harus tau nilai tahanannya terlebih dulu.

Misalnya pada Suzuki Satria F-150, tahan primer koilnya 0,3 - –0,5 Ohm.

Sedang tahananya sekundernya 5 - 8 Ohm. Kalau di Honda Karisma atau Supra X125, nilai tahan primernya 0,5 – -1 Ohm dan sebagainya.  (www.motorplus-online.com)