Langkah ini ditujukan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Indonesia, supaya SMK memiliki alat praktik yang sesuai dengan perkembangan tekhnologi produksi di Industri saat ini.
Tahun 2018 nanti, kementerian bakal mengusulkan anggaran sekitar Rp 800 miliar tuh. Nantinya diperkirakan dana tersebut untuk sekitar 1.700 SMK Indonesia.
Jika di prosentasekan sekitar 20 persen SMK yang bakal menerima bantuan dana tersebut.
“Dari Rp 800 miliar bakal dibagi sekitar 1.700 SMK, nantinya per SMK bakal mendapat sekitar Rp 500 juta. Dana tersebut bakal dititipkan di provinsi, melihat peralatan SMK banyak yang tertinggal,” bilang Haris Munandar Sekertaris jenderal Kemenperin.
(BACA JUGA: Video Pemotor Ditendang Kepalanya oleh PM Karena Kebut-kebutan di Monas)
Untuk itu, pemerintah daerah diminta membuat proposal pengajuan SMK yang akan menerima dana bantuan terlebih dahulu ke Kemenkeu. Sisanya, Kemenperin yang bakal melakukan seleksi.
Adapun salah satu persyaratan SMK yang bisa lolos atau memenuhi kriteria dari Kemenperin, yaitu sekolah yang lokasinya berdekatan dengan kawasan industri.
“Syarat yang kami lihat adalah kawasan industry yang menjadi pusat industry otomotif, itu artinya SMK yang dibantu adalah berbasis studi tekhnik permesinan atau pengelasan,” tambahnya.
Upaya yang dilakukan tersebut adalah sebagai wujud transformasi pendidikan SMK, dengan basis kompetensi yang terkait dan sepadan (link and match) dengan industri.
Untuk itu, Kemenpenrin bakal menargetkan sekitar 1.755 SMK dan 355 industri yang bakal mengikuti program pendidikan vokasi industri hingga tahun 2019.